Pemprov DKI Minta Jatah Impor Bawang Putih ke Kemendag

6 Mei 2019 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelar Operasi Pasar Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Elsa Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gelar Operasi Pasar Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Elsa Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta mengakui adanya kenaikan harga bawang putih di pasaran di bulan Ramadhan ini. Harga bawang putih di Jakarta memang cukup tinggi berkisar antara Rp 50.000 per kg hingga Rp 100.000 per kg.
ADVERTISEMENT
Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, mengungkapkan alasan naiknya harga bawang putih karena minimnya stok. Untuk itu, Sri mengaku sudah mengajukan usulan agar salah satu BUMD-nya yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya bisa mengimpor bawang putih. Namun hingga kini belum ada rekomendasi yang keluar baik dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan
“Itu tadi pertama untuk penambahan kuota dan lain-lain itu sudah kita mintakan. Kita tinggal menunggu dari Kementan setelah itu ada izin dari Kemendag. Itu yang nanti Pak Gubernur sampaikan akan percepat proses tersebut,” kata Sri di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin, (6/5).
Stok Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (15/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
Sri menjelaskan saat ini harga bawang putih di pasar induk sudah mencapai Rp 48.000 per kg dari harga normal sekitar Rp 20.000 sampai 30.000 per kg. Sedangkan di pasar eceran atau tradisional harga bawang putih bisa mencapai Rp 100.000.
ADVERTISEMENT
Sri mengungkapkan Food Station bisa saja memainkan peranan baru sebagai importir bawang putih. Namun karena izin belum juga terbit, Food Station hanya bisa membeli bawang putih dari para importir.
“Jadi Food Station kami tugaskan untuk berkoordinasi dengan importir-importir yang memang sudah punya izin dari Kemendag agar mengutamakan untuk maksudnya paling enggak saat mendarat ada satu kontainer masing-masing ada 8 importir yang akan untuk bisa diberikan ke DKI, intinya itu,” ujar Sri.
Meski begitu, Sri memastikan selain bawang putih, stok pangan di DKI Jakarta bisa dikendalikan selama bulan Ramadhan. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
“Kemarin Pak Kadis sudah melaporkan di high level meeting kan punya data terkait dengan ketersediaan dan kebutuhan dan produksi pangan itu berkisar antara 10 sampai 20 persen dan semuanya sudah kita monitor, semuanya dalam kondisi yang aman,” tutup Sri.
ADVERTISEMENT