Pendapatan Ekonomi Kreatif Tembus Rp 922 T, Terbesar dari Kuliner

27 Februari 2018 19:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BEKRAF (Foto: Dok. Bekraf.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BEKRAF (Foto: Dok. Bekraf.go.id)
ADVERTISEMENT
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat pendapatan ekonomi kreatif (ekraf) sepanjang 2016 mencapai Rp 922,59 triliun atau naik menjadi 7,44% terhadap total PDB Nasional. Dari capaian tersebut, Bekraf mencatat ada 3 subsektor ekraf yang menyumbang pedapatan terbesar.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali produk ekonomi kreatif yang berkembang. Yang paling besar itu dari subsektor fashion, kriya, dan kuliner," ungkap Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf di Gedung Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (27/2).
Menurut Triawan, 3 subsektor tersebut memiliki pendapatan terbesar, yaitu kuliner sebanyak Rp 382 triliun, fashion sebanyak Rp 166 trliun, dan kriya sebanyak Rp 142 triliun.
"Selain berpendapatan terbesar, sektor kuliner juga memiliki multiplier effect terbesar dibanding subsektor Iain. Selain makanannya, misal dari sisi packaging-nya itu juga termasuk ekraf," ujar Triawan.
Artinya aktivitas ekonomi subsektor kuliner juga memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan sektor ekonomi Iainnya.
kuliner khas kota Kudus (Foto: Instagram )
zoom-in-whitePerbesar
kuliner khas kota Kudus (Foto: Instagram )
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan, terdapat 8,2 juta usaha ekraf yang tersebar di seluruh wiiayah Indonesia, namun sebagian besar masih di area pulau Jawa. Dari total usaha ekraf tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap meningkat dari 15,96 juta tahun 2015 ke 16,9 juta di tahun 2016 dengan rata-rata pertumbuhan 4,69%.
ADVERTISEMENT
Sebagai model ekonomi baru, pertumbuhan ekraf dinilai cukup menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekspor produk ekraf yang Iebih tinggi dibanding pertumbuhan ekspor dari sektor non-migas. Negara tujuan ekspor tertinggi untuk produk ekraf antara lain adalah Amerika Serikat, Swiss dan Jepang.
Selain 3 subsektor tadi, Triawan mengatakan, terdapat 5 subsektor Iain yaitu Televisi dan Radio, Film Animasi dan Video, Seni Pertunjukan, Desain Komunikasi Visual, serta Aplikasi dan Game Developer yang juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa depan.
Menurut Triawan, meski saat ini nilainya belum semasif kuliner, namun 5 subsektor ini memiliki pertumbuhan yang cukup baik.