Penjelasan Game Online Bisa Bikin Tekor Neraca Pembayaran RI

30 Maret 2019 18:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Game battle royale PUBG (PlayerUnknown's Battlegrounds). Foto: PlayerUnknown's Battlegrounds
Aplikasi game online ternyata membebani Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Usut demi usut penyebabnya adalah karena banyak game online yang merupakan buatan luar negeri, bukan produksi lokal.
ADVERTISEMENT
Ekonom (Indef), Bhima Yudhistira, menjelaskan model bisnis game online memiliki risiko jangka panjang bagi NPI. Sebab, sebagian besar game yang didownload adalah produk perusahaan asing.
“Ketika pemain melakukan pembelian voucher misalnya meskipun dengan rupiah akan masuk ke rekening perusahaan game asing. Tentu hasil pembayaran tersebut akan ditransfer ke negara asalnya. Jika asumsinya rata-rata pembelian voucher game PUBG dan Mobile Legend Rp 100 ribu per orang tinggal dikalikan 20-40 persen total pemain yang jumlahnya 2 juta orang. Maka dana yang dikonversi ke dolar setara Rp 80 miliar per bulannya,” katanya kepada kumparan, Sabtu (30/3).
Adapun model bisnis game online seperti penjualan langsung melalui sistem android atau IOS, maupun menjual melalui voucher untuk pembelian per item. Bahkan untuk terus dapat membaca pasar sebagian besar game online menggunakan data pengguna (user) game.
ADVERTISEMENT
“Ketiga model bisnis tadi memang punya risiko jangka panjang bagi neraca pembayaran karena sebagian besar game yang didownload adalah produk perusahaan asing,” tuturnya.
Bhima yakin jumlah user game online akan semakin bertambah, seiring dengan pertumbuhan dan penetrasi internet di Indonesia. Adapun saat ini data pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang.
“Sekarang solusinya gimana? Ya dorong startup lokal untuk produksi game yang berkualitas. Ada keluhan startup lokal kesulitan mengurus paten agar konsep game nya tidak dibajak. Nah mengurus paten ini kan butuh biaya yang tidak sedikit dan lama prosesnya. Itu dulu yang bisa dibantu pemerintah kalau ingin game lokal kita maju,” paparnya.
com-Honor 9i saat digunakan bermain Mobile Legend Foto: Muhammad Rezky Agustyananto/kumparan
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, meskipun saat ini belum ada perhitungan secara signifikan antara unduhan game online dengan neraca pembayaran, namun dia meyakini hal tersebut turut berdampak pada melebarnya defisit neraca pembayaran.
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan, harga suatu game online sebesar Rp 7 ribu-10 ribu atau sekitar USD 0,5. Namun jika yang mengunduh 2 juta orang per hari, maka hal itu cukup berdampak pada dana keluar dari Indonesia.
"Kalau kita main games itu kelihatan enggak di NPI? Sekarang sih enggak, tapi mudah-mudahan kelihatan. Yang pasti itu uang Indonesia ke luar. Setengah dolar, tapi kalau yang main 2 juta orang, ya itu uang keluar untuk games itu," ucapnya beberapa hari yang lalu.