Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Penumpang Kapal di Pelabuhan Akan Diatur Seperti Stasiun dan Bandara
30 Juli 2018 10:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Perusahaan angkutan kapal milik BUMN, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berencana untuk mengubah tata kelola pelayanan. Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan, pada musim lebaran, pelabuhan seringkali padat dengan penumpang. Hal tersebut membuat antrean panjang tak terhindarkan.
ADVERTISEMENT
“Waktu puncak lebaran H-3 di Merak, roda dua saya lihat 21 ribu, puncak tahun lalu, sedangkan tahun ini 25 ribu. Sementara mengelola sepeda motor itu susah, dan saya berpikir harus ada perubahan fundamental. Pertama yang akan kami lakukan adalah port capacity management,” ungkap Ira di Pelabuhan Merak, Banten, Senin (30/7).
Menurut Ira, port capacity management merupakan tata kelola jumlah penumpang yang datang ke pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. Sistemnya akan dibuat sama seperti stasiun kereta api dan bandara. Artinya tiket kapal ferry bakal berjadwal.
“Prinsipnya tiket berjadwal. Bukan orang naik kapalnya berjadwal, tapi berada di port harus ada waktunya. Hanya datang di waktu 1-2 jam. Sehingga tidak ada kejutan yang tidak bisa kami kelola,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini menurut Ira, pihaknya tidak pernah tahu jumlah lonjakan penumpang. Sehingga antrean panjang tidak dapat terhindarkan pada saat high session.
Namun Ira mengatakan, saat ini pihaknya masih menghitung masa berlaku tiket yang paling efisien. Apakah masa berlakunya satu jam atau dua jam. Di setiap waktu akan dihitung berapa jumlah maksimal penumpang yang bisa ditampung sehingga aliran penumpang tidak membeludak.
Ira berharap, sebagai moda angkutan laut milik negara, pihaknya dapat berkontribusi besar untuk masyarakat dengan memudahkan akses pembayaran.
“Kita juga ingin bertekad betul yakni sekarang betul betul dengan budaya melayani. Saya masih jauh dari bangga dari pelayanan maka harus ada pelayanan yang lebih dari menyenangkan seperti memberikan pelayanan, pengalaman,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT