Penurunan Harga Pangan Jadi Penyebab Deflasi September 2018

1 Oktober 2018 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemantauan harga pangan menjelang Ramadhan. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
zoom-in-whitePerbesar
Pemantauan harga pangan menjelang Ramadhan. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sementara inflasi tahunan September 2018 sebesar 2,88 persen secara tahunan year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
Angka ini lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan sebelumnya 0,05 persen (mtm). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan harga pangan menjadi penyebab utama deflasi selama bulan lalu.
“Deflasi terjadi pada dua kelompok pengeluaran yaitu bahan makanan 1,62 persen, andil 0,35 persen. Dan (penyebab) kedua transportasi, komunikasi, jasa keuangan deflasinya 0,05 persen dan andil 0,01 persen,” kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (1/10).
Menurut dia, komoditas utama yang menyebabkan deflasi pada pangan adalah daging ayam ras yang selama bulan lalu memiliki andil sebesar 0,13 persen, disusul bawang merah 0,15 persen, ikan merah segar 0,04 persen.
Demikian juga untuk beberapa sayuran dan telur ayam yang masing-masing memiliki andil deflasi 0,03 persen. Sementara cabai rawit memiliki andil terhadap defflasi sebesar 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
“Bahan makanan deflasi 0,35 persen karena penurunan komoditas makanan. Untuk makanan jadi, minuman rokok dan tembakau inflasi 0,29 persen dan andilnya 0,05 persen. Komoditasnya sebetulnya kecil-kecil tapi dikumpulkan itu 0,05 persen di antaranya mie, rokok kretek dan filter masing-masing 0,01 persen,” ujarnya.
Selanjutnya, komponen perumahan, air listrik gas dan bahan bakar juga masih mencatatkan inflasi 0,21 persen dan memiliki andil terhadap inflasi selama bulan lalu sebesar 0,05. Menurut dia, ada kenaikan untuk upah tukang yang bukan mandor, dan upah PRT andilnya masing-masing 0,01 persen.
Pedagang melayani pembeli daging ayam potong. (Foto:  ANTARA FOTO/Rahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang melayani pembeli daging ayam potong. (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)
Selain itu, komponen sandang juga mencatatkan inflasi 0,27 persen dan memiliki andil sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi untuk komponen sandang adalah kenaikan harga emas dan perhiasan yaitu sebesar 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
Sedangkan komponen kesehatan juga tercatat masih mengalami inflasi 0,41 persen. Menurut dia, seluruh kelompok kesehatan mengalami inflasi seperti jasa kesehatan sebesar 0,45 persen dan obat-obatan 0,28 persen.
Sedangkan komponen pendidikan, rekreasi, dan olahraga juga mencatatkan inflasi sebesar 0,54 persen dan memiliki andil sebesar 0,04 persen. Hal ini disebabkan adanya kenaikan uang kuliah akademi dan perguruan tinggi sebesar 0,02 persen.
“Transportasi terjadi deflasi 0,05 persen, sumbangannya 0,01 persen. Karena adanya penurunan tarif angkutan udara. Jadi secara umum tarif angkutan udara di 82 kota mengalami penurunan, kecuali di beberapa kota seperti Bengkulu. Karena puncaknya di Ramadhan dan Lebaran sehingga permintaan turun,” ujarnya.
Untuk itu, komponen inti pada September 2018 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender Januari-September 2019 sebesar 2,38 perseb dan tingkat inflasi komponen inti year on year sebesar 2,82 persen.
ADVERTISEMENT