news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perang Dagang AS-China Mereda

21 Mei 2018 10:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Xi Jinping di KTT G20 (Foto: REUTERS/Saul Loeb)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat dan China melanjutkan perundingan untuk mencari kesepakatan mengakhiri perang dagang kedua negara. Dalam perundingan di Washington DC, kedua belah pihak sepakat menunda perang dagang, dan menjajaki opsi yang saling menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Perundingan di Washington DC, Amerika Serikat ini, merupakan putaran kedua setelah pertemuan serupa di Beijing pada Jumat (4/5) lalu. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dan Penasihat Ekonomi Presiden Donald Trump, Larry Kudlow, mengungkapkan AS dan China menetapkan kerangka kerja untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan di masa depan.
"Kami sedang menunda perang dagang. Saat ini, kami telah sepakat untuk menunda pengenaan tarif impor sejalan dengan pelaksanaan kerangka kerja itu," kata Mnuchin dalam wawancara televisi pada "Fox News Sunday” yang dikutip Reuters.
Sebagai imbalannya, Beijing sepakat untuk meningkatkan impor dari AS, hingga bisa menurunkan defisit neraca perdagangan AS sebesar USD 200 miliar. Pada 2017 lalu, defisit perdagangan AS dari China mencapai USD 375 miliar. Komoditas yang impornya akan dinaikkan oleh China, adalah energi dan produk pertanian.
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China (Foto: portofnansha.com)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China (Foto: portofnansha.com)
Namun Kedutaan Besar China di Washington tidak membalas permintaan konfirmasi Reuters, atas pernyataan Mnuchin tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya AS menaikkan tarif impor untuk produk baja dan aluminium. Selain itu, AS juga mengenakan pajak tambahan bagi produk-produk teknologi yang diimpor dari China, dengan alasan produk tersebut mengandung hak kekayaan intelektual milik AS. Dengan kebijakan itu, AS menargetkan bisa meraup USD 200 miliar.
Sebagai tindakan balasan, China menyetop impor berbagai komoditas dari AS terutama produk pertanian. Selama ini China merupakan importir terbesar kedelai asal AS, juga daging babi, susu, dan berbagai jenis sayuran dan buah.