Perhatian Masyarakat Indonesia pada Terumbu Karang Masih Rendah

28 Oktober 2018 19:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian instalasi karya seni Semesta Terumbu Karang di Pusat Konservasi Laut CTC (Coral Triangle Center) Bali, Minggu (28/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian instalasi karya seni Semesta Terumbu Karang di Pusat Konservasi Laut CTC (Coral Triangle Center) Bali, Minggu (28/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi terumbu karang yang sangat besar. Sayangnya, keberadaan terumbu karang tersebut belum mendapat perhatian dari masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC) Rili Djohani mengatakan minimnya perhatian dan ketertarikan masyarakat terhadap terumbu karang disebabkan kurangnya sarana edukasi tentang hal tersebut.
Berawal dari kegelisahan itu, Rili menggandeng seniman asal Amerika Serikat, Courtney Mattison untuk membuat Semesta Terumbu Karang (Coral Universe), yaitu sebuah instalasi berbahan keramik berdimensi 18 x 2,5 meter.
Instalasi ini dibuat bersama seniman Indonesia seperti Ricko Gabriel Alfiah Rahdini, Sasanti Puri Ardini, Agung Ivan WB dan lebih dari 300 relawan dan anggota komunitas seni di Bali.
Karya ini terdiri dari enam pusaran terumbu karang dan sebuah pusat pusaran, menggambarkan 6 negara di kawasan Segitiga Terumbu Karang yang merupakan pusat dari kekayaan biodiversitas laut dunia. Karya seni keramik ini terdiri lebih dari 2,000 keping keramik yang satu persatu secara manual oleh ratusan para seniman dan relawan ini.
ADVERTISEMENT
“Visi kami adalah ingin menghadirkan karya seni indah yang bisa menginspirasi orang untuk melihat keindahan terumbu karang. Melalui karya seni ini kami ingin bisa meningkatkan kepedulian publik tentang keindahan dan keragaman terumbu karang dan flora dan fauna laut kita,” ungkap Rili di Gedung CTC, Sanur, Bali, Minggu (28/10).
Suzy Hutomo, Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suzy Hutomo, Executive Chairwoman The Body Shop Indonesia. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Selain untuk mengedukasi tentang kecantikan terumbu karang, Rili mengaku juga ingin menunjukkan betapa lemahnya terumbu karang tersebut. Harapannya masyarakat menjadi lebih paham bahwa perlu tindakan sesegera mungkin untuk melindungi terumbu karang dan kehidupan bawah laut.
“Kalau dilihat dari susunan karya seni ini, kan keliatan itu ada yang warnanya putih. Maksudnya ingin menunjukkan bahwa ada terumbu karang yang sudah bleaching, mulai rusak. Tapi masih banyak yang warna warni. Itu yang kami harapkan semua terumbu karang itu jadi warna-warni,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk memperkuat efek dari instalasi ini, CTC juga mengajak MonsterAR, sebuah tim yang ahli di bidang Augmented Reality (AR) and Virtual Reality (VR) untuk membuat membuat aplikasi yang diintegrasikan dengan instalasi terumbu karang.
Dengan aplikasi yang bisa diakses digawai ini, orang bisa merasakan pengalaman virtual menyelami terumbu karang melalui permainan yang dinamai Encounters on the Reef.
“Untuk bisa mengikuti permainan ini, pengunjung harus memindai instalasi keramik yang ada dengan kamera di gawai mereka. Setelah dipindai, maka versi AR dan VR akan muncul digawai. Jadi pengunjung bisa bermain sebagai seorang penyelam dan melihat kekayaan bawah laut melalui pemandangan video 360 derajat,” tandasnya.