Persaingan Bisnis Asuransi Kendaraan Makin Ketat

31 Agustus 2018 8:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasar otomotif tengah mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Hingga pertengahan tahun 2018 saja, diketahui jika penjualan sepeda motor tumbuh sebesar 11,2 persen secara tahunan menjadi 3 juta unit. Sedangkan penjualan mobil juga naik 3,7 persen menjadi 553 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya berdampak positif terhadap kinerja bisnis asuransi kendaraan bermotor. Di akhir tahun 2017, bisnis asuransi kendaraan bermotor menghasilkan premi hingga Rp 17,23 triliun. Capaian positif ini bakal terus berlanjut tahun ini bahkan diprediksi akan naik sebesar 10 persen akhir tahun 2018.
“Sebagian besar penjualan kendaraan adalah melalui Lembaga Pembiayaan dan ini berarti ada kebutuhan premi asuransi kendaraan,” ungkap Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S Dalimunthe ketika dihubungi kumparan, Kamis (30/8).
Lebih lanjut, Dody tak ingin menyiakan peluang manis premi asuransi itu. Ia menyebut, jika pihaknya telah bersiap menangkap peluang dengan berbagai strategi.
Mobil bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas (Foto: Citra Pulandi Utomo/kumparan)
Setidaknya ada tiga langkah yang kini menurutnya jadi fokus yang digarap oleh para perusahaan di bisnis asuransi kendaraan.
ADVERTISEMENT
“Bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan, membuat produk-produk retail untuk para pemilik kendaraan, dan penetrasi bisnis kepada korporasi-korporasi dalam mengcover aset-aset kendaraan mereka,” terangnya.
Kendati tengah di atas angin, Dody mengaku jika bisnis asuransi kendaraan bukannya tanpa aral yang melintang. Ia mengatakan salah satu masalahnya adalah persaingan bisnis yang makin ketat.
“Tinggi biaya operasional Yang mengakibatkan tingginya beban usaha hal ini berpotensi menggerus laba usaha. Kondisi ini sebagai dampak dari kompetisi bisnis yang cukup ketat,” pungkas Dody.