Persaingan Bisnis Asuransi Kendaraan Makin Ketat
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Hal ini tentunya berdampak positif terhadap kinerja bisnis asuransi kendaraan bermotor . Di akhir tahun 2017, bisnis asuransi kendaraan bermotor menghasilkan premi hingga Rp 17,23 triliun. Capaian positif ini bakal terus berlanjut tahun ini bahkan diprediksi akan naik sebesar 10 persen akhir tahun 2018.
“Sebagian besar penjualan kendaraan adalah melalui Lembaga Pembiayaan dan ini berarti ada kebutuhan premi asuransi kendaraan,” ungkap Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S Dalimunthe ketika dihubungi kumparan, Kamis (30/8).
Lebih lanjut, Dody tak ingin menyiakan peluang manis premi asuransi itu. Ia menyebut, jika pihaknya telah bersiap menangkap peluang dengan berbagai strategi.
Setidaknya ada tiga langkah yang kini menurutnya jadi fokus yang digarap oleh para perusahaan di bisnis asuransi kendaraan.
ADVERTISEMENT
“Bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan, membuat produk-produk retail untuk para pemilik kendaraan, dan penetrasi bisnis kepada korporasi-korporasi dalam mengcover aset-aset kendaraan mereka,” terangnya.
Kendati tengah di atas angin, Dody mengaku jika bisnis asuransi kendaraan bukannya tanpa aral yang melintang. Ia mengatakan salah satu masalahnya adalah persaingan bisnis yang makin ketat.
“Tinggi biaya operasional Yang mengakibatkan tingginya beban usaha hal ini berpotensi menggerus laba usaha. Kondisi ini sebagai dampak dari kompetisi bisnis yang cukup ketat,” pungkas Dody.