Pertamina Bikin Perusahaan Patungan untuk Tekan Impor LPG

16 Januari 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati  (Foto:  Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Product and Chemical Inc sepakat membangun perusahaan patungan yang bergerak di hilirisasi gas. Perusahaan patungan tersebut nantinya akan memproduksi dimethyl ether (DME).
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menilai DME merupakan salah satu jenis BBM yang dapat menggantikan Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk kebutuhan gas rumah tangga.
Berdasarkan catatan Pertamina, selama ini Indonesia harus mengimpor LPG sebanyak 73 persen dari total konsumsi nasional yang sebesar 7,11 juta ton LPG. Sementara itu, perusahaan patungan tersebut nantinya memiliki kapasitas produksi 1,4 juta ton DME per tahun.
“Produksi (perusahaan patungan) di Peranap, Riau (memiliki kapasitas produksi 1,4 juta ton DME per tahun). Kalau impor 5,3 (juta ton LPG per tahun) maka bisa mengurangi 25 persen (impor LPG),” katan Nicke usai acara Sinergi Mewujudkan Hilirisasi Batu bBara di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (16/1)..
Pekerja menyusun tabung Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran tiga kilogram di Depot LPG. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menyusun tabung Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran tiga kilogram di Depot LPG. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Untuk itu, DME yang dihasilkan oleh perusahaan patungan ini nantinya dapat menggantikan peran LPG sebagai bahan pembuatan gas rumah tangga yang selama ini sebagian besar harus diimpor. Sehingga dengan demikian, impor LPG akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Untuk awal mula, Pertamina akan mengimpor DME untuk memperkenalan kepada pelanggan. Sebab, saat ini perusahaan patungan masih belum aktif beroperasi.
“Di awal-awal kalau kita bandingkan yang paling kompetitif di awal bisa aja impor (DME) tapi kalau bisa refinery (campur LPG) tadi,” lanjutnya.
Sementara itu, groundbreaking perusahaan ini rencananya dilakukan pada Maret tahun 2020. Setelah itu, ketiga perusahaan tersebut akan melakukan studi kelayakan bisnis dan komersial terlebih dahulu.
“Pabrik gasifikasi batu bara ini adalah proyek yang sangat strategis secara nasional. Karena kami akan rencanakan DME akan mengurangi sebagian besar kebutuhan LPG impor sebagai bahan bakar rumah tangga,” katanya.