Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 4,9 Persen Tahun 2019

29 Oktober 2018 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Economic and Capital Market Outlook 2019 di Financial Hall, Jakarta, Senin (29/10). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Economic and Capital Market Outlook 2019 di Financial Hall, Jakarta, Senin (29/10). (Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 diprediksi hanya mencapai 4,9 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang bahkan tak mencapai 5 persen itu disebabkan oleh berbagai hal, seperti adanya pengetatan kebijakan moneter dan fiskal di tahun mendatang.
"Karena monetery policy lebih contracting fiscal policy mungkin saya rasa lebih ketat, in flow mungkin lebih baik dari pada tahun ini tapi enggak cukup kayaknya untuk ngangkat investment growth ya tahun depan," Adrian di Acara Economic Capital Market Outlook 2019, di Finacial Hall, Jakarta, Senin (29/10).
Menurut dia, faktor tingginya suku bunga akan berdampak pada tertahannya daya beli masyarakat. Seperti diketahui, daya beli masyarakat merupakan sektor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Karena faktor ketidakpastian suku bunga, mungkin pertumbuhan konsumsi masyarakat agak sedikit lebih lemah meskipun range 4,9 persen, enggak cukup kuat ngangkat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Adrian mengatakan melambatnya perokonomian Indonesia pada tahun depan disebabkan investor masih wait and see menunggu kondisi kebijakan yang kondusif untuk penanaman modal.
"Investasi ya funding di pasar modal di IPO ya mungkin enggak banyak, pertumbuhan investasi kan enggak banyak, karena orang kan pada akhirnya pricing ya," kata dia.
Meski akan cukup berat, Adrian mengatakan pertumbuhan ekonomi bukan berarti tak bisa meningkat dari prediksinya. "Kecuali ada kebijakan yang sifatnya substantif, signifikan," cetusnya.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani, memilih tetap optimistis sekaligus realistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan. Ia tak memungkiri, kenaikan suku bunga memang bisa jadi sandungan bagi pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Namun, kata Rosan, bisnis pariwisata dan tekstil justru kini tengah menunjukkan pertumbuhan positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dia berharap dua sektor itu bisa terus digenjot.
"Kalau dilihat lagi bahwa di TEI (Trade Expo Indonesia) kemarin saya bicara banyak dengan teman pengusaha dan asosiasi, dari trade war akan ada dua sisi, tekstil akan naik 25 persen, bank ordernya akan naik, sebelumnya juga disampaikan dampaknya ekspor akan turun ternyata enggak juga," katanya.
Di samping itu, Rosan menyebut pemerintah juga kini tak tinggal diam. Artinya, upaya-upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bakal terus dilakukan, termasuk dalam hal investasi.
"Saya meyakini kalau sistem Online Submission System (OSS) sudah full dijalankan, investasi akan mengalami lonjakan. Harus ada pula harmonisasi pemerintah pusat dan daerah, dan tentunya perbaikan tax allowance dan tax holiday," tutupnya.
ADVERTISEMENT