Pertumbuhan Ekonomi RI Ditargetkan Capai 6 Persen hingga 2024

9 Mei 2019 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada pers mengenai pembahasan rencana pemindahan ibukota negara di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada pers mengenai pembahasan rencana pemindahan ibukota negara di Jakarta, Selasa (30/4/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2020-2024. Angka ini menurun dibandingkan RPJMN 2014-2019 sebesar 7 persen.
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan tersebut berdasarkan tiga skenario yang ditetapkan pemerintah. Adapun target baseline pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, skenario moderat mencapai 5,7 persen, dan skenario tertinggi mencapai 6 persen di 2024.
"Ada tiga skenario, baseline 5,4 persen rata rata per tahun selama lima tahun ke depan. Skenario moderat, 5,7 persen rata rata per tahun, dan skenario tinggi 6 persen per tahun. Tentunya ini masih teknokratik, akan ditetapkan jadi target," ujar Bambang di Hotel ShangriLa, Jakarta, Kamis (9/5).
Bambang melanjutkan, sektor komoditas harus beralih ke manufaktur. Hal ini demi mendorong laju ekspor menjadi lebih tinggi. Selain itu, rata-rata investasi juga masih ditargetkan sebesar 7 persen per tahun.
ADVERTISEMENT
"Ekspor itu sebenarnya kita melihatnya terkait dengan impor. Ekspor itu lebih baik dorong ciptakan net ekspor, yang penting net ekspor tumbuh," jelasnya.
Sektor pariwisata juga akan tetap menjadi fokus pemerintah. Bahkan hingga 2045, pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara mencapai 73 juta dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Berarti lima tahun pertama harus mencoba naik kelas dari di bawah 20 juta, menjadi 25 juta sampai 30 juta. Jadi harus ada percepatan untuk meningkatkan daya tarik wisata," ujarnya.