Perusahaan Asal China Akan Bangun Pabrik Tekstil Rp 6 T di Kendal

28 Maret 2019 15:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin bersama Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat di JIExpo, Jakarta Pusat. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kemenperin bersama Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat di JIExpo, Jakarta Pusat. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu akan membangun pabrik tekstil di Kendal, Jawa Tengah. Rencananya, investasi pabrik tersebut mencapai Rp 6 triliun.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, pabrik itu nantinya akan memproduksi kain tekstil untuk dibuat menjadi kemeja. Ia menargetkan, pabrik tersebut dapat beroperasi di tahun 2020.
“Produk pabrik investasi Rp 6 triliun. Itu kain untuk kemeja. Target operasional itu di 2020 akhir ya,” terang dia usai pembukaan Indo Intertax 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (28/3).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dengan adanya pabrik tersebut nantinya bisa mengurangi nilai impor hingga USD 1 miliar. Sebab, selama ini produsen kemeja di Indonesia masih mengimpor kain sebagai bahan baku.
Industri tekstil Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Selain itu, produksi kemeja untuk ekspor juga akan lebih optimal. Pasalnya, pengiriman ekspor akan memakan waktu lebih cepat dari biasanya yang mencapai 10 hari.
ADVERTISEMENT
“Ini bisa mengurangi impor USD 1 miliar. Jadi kita akan mengurangi impor yang sangat besar nantinya karena dia pindah ke sini (Kendal) dan tentu yang diuntungkan buyer kita di Amerika Serikat karena proses pengiriman lebih pendek dan cepat,” terang dia.
Sementara itu, saat ini progres pembangunan pabrik telah mencapai tahap pembebasan lahan. Dengan begitu, harapan pengoperasian dapat segera terlaksana.
Berdasarkan data Kemenperin, nilai investasi Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada tahun ini berpotensi mencapai Rp 18 triliun. Angka tersebut naik signifikan dibanding tahun lalu Rp 8 triliun.