Perusahaan di Indonesia Didorong Mengadaptasi Perubahan Iklim Bisnis

11 Maret 2019 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadin CEO Breakfast Meeting bertema Kontribusi Strategis Swasta untuk SDGs di Menara Kadin Laounge, Jakarta Selatan, Senin (11/3). Foto: Abdu Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadin CEO Breakfast Meeting bertema Kontribusi Strategis Swasta untuk SDGs di Menara Kadin Laounge, Jakarta Selatan, Senin (11/3). Foto: Abdu Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Iklim bisnis saat ini terus mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan atau yang biasa dikenal Sustainable Development Goals (SDGs). Adapaun beberapa tujuan dari SDGs adalah memerangi perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Tim Nasional SDGs Indonesia Bayu Krisnamurthi menyampaikan, dalam penerapannya perusahaan harus mulai mengubah bisnis modelnya untuk dapat mencapai tujuan yaitu memerangi perubahan iklim. Ia pun menekankan, sejauh ini peran swasta sangat besar dalam menciptakan perubahan dalam iklim bisnis yang sesuai dengan tujuan SDGs.
"(Perusahaan) swasta itu bisa 60 -70 persen (mencapai tujuan SDGs). Saya ingin garis bawahi CSR dan filantropi hanya bisa (berkontribusi) 5 persen. Jadi yang bisa mengubah itu bisnis model," katanya di sela-sela acara Kadin CEO Breakfast Meeting bertema Kontribusi Strategis Swasta untuk SDGs di Menara Kadin Lounge, Jakarta Selatan, Senin (11/3).
Ia pun memberikan gambaran, salah satu sektor industri diwajibkan untuk menerapkan SDGs dalam produksinya. Penerapan tersebut seperti yang terjadi pada industri garam dan tepung beberapa tahun lalu yang langsung berdampak signifikan kepada kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Misalnya pada waktu kita memberlakukan regulasi, kemudian dilaksanakan oleh Bogasari. Dilakukan fortifikasi zat besi ke dalam tepung terigu, itu insiden kekurangan zat besi di Indonesia itu drop langsung 80 persen. Pada waktu kita memberikan yodium yang melakukan siapa PM garam swasta bukan pemerintah. Pemerintah punya regulasi itu yang dilakukan isinden gondok di Indonesia hampir hilang," jelasnya.
Untuk itu, Bayu menambahkan, untuk menerapkan SGDs pada iklim bisnis memang bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Untuk itu, pria yang saat ini juga menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar Kadin Indonesia mengatakan, agar melibatkan semua stakeholder turut serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Market menuntut bisnis yang makin pro SDGs, saya warning kalau teman-teman tidak peduli tetap menjadi bisnis yang kotor, suatu saat nanti market-nya akan hilang. Market tidak mau terima lagi," katanya.
Kadin CEO Breakfast Meeting bertema Kontribusi Strategis Swasta untuk SDGs di Menara Kadin Laounge, Jakarta Selatan, Senin (11/3). Foto: Abdu Latif/kumparan
Peran Swasta Menjadi Kunci Keberhasilan Keberlanjutan Bisnis
ADVERTISEMENT
Kadin mendorong peran aktif swasta untuk tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di dalam negeri. Sebab, swasta memegang kunci sekitar 60-70 persen pada SDGs.
Anggota Dewan Pakar Kadin Indonesia Bayu Krisnamurthi mengatakan jika perekonomian Indonesia ingin menuju perekonomian yang bisa menciptakan SDGs secara optimal, maka ke depan pemerintah harus mendorong keterlibatan swasta lebih banyak lagi dalam hal regulasi lebih spesifik.
"Pemerintah perlu memberikan regulasi yang pro pencapaian SDGs dalam hal praktik bisnis. Pemerintah sendiri sudah mempunyai RAN (Rencana Aksi Nasional), itu sudah sangat bagus tapi sekarang itu di-mainstream-kan di dalam kebijakan-kebijakan sektoral," katanya.
Sebab kata Bayu, saat ini masih ada regulasi yang belum sejalan dengan SDGs. Beberapa regulasi terkait investasi, lalu pengembangan energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pihaknya menekankan agar seluruh pemangku kepentingan mampu saling memberikan masukan terkait tercapainya SDGs pada tahun 2030.
"Seperti kita tadi lihat dalam penggunaan plastik. Tidak bisa kita tidak menggunakan plastik. Tapi bagaimana caranya kita juga bisa reduce. Nah itu hal yang kita bicarakan sama-sama," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atau anak usaha dari April Group, Sihol P. Aritonang mengaku, dalam mendukung agenda SDGs, perusahaan telah menerapkan sejumlah komitmen yang selaras dengan agenda pemerintah dan global.
Dia mengatakan, agar penerapan SDGs tepat sasaran serta terukur dampak kontribusinya, April Group melibatkan PwC (PriceWater House Cooper) dalam menetapkan fokus SGDs.
Adapun tujuan SDGs antara lain:
ADVERTISEMENT
1. Tanpa kemiskinan
Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
2. Tanpa kelaparan
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
3. Kehidupan sehat dan sejahtera
Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
4. Pendidikan berkualitas
Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
6. Air bersih dan sanitasi layak
Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
7. Energi bersih dan terjangkau
Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
ADVERTISEMENT
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
9. Industri, inovasi dan infrastruktur
Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
10. Berkurangnya kesenjangan
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
11. Kota dan komunitas berkelanjutan
Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
13. Penanganan perubahan iklim
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
14. Ekosistem laut
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
15. Ekosistem daratan
Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.
ADVERTISEMENT
16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.