Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Peternak Ingatkan Harga Telur Ayam Belum Stabil sampai Akhir Bulan
24 Juli 2018 10:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Turunnya harga telur ayam memang berbanding lurus dengan harga di tingkat peternak . Saat ini harga telur di tingkat peternak mendekati kondisi normal.
"Sudah normal segitu harganya. Harga saat ini di peternak sudah Rp 21.800 per kg, itu sudah termasuk harga produksi yang ideal bagi para peternak telur. Asal jangan di bawah Rp 20.000,” ungkap Sekjen Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar ) Petelur Nasional Leopord Halim saat dihubungi kumparan, Selasa (24/7).
Pria yang akrab disapa Athung ini menambahkan harga telur ayam masih bergejolak hingga akhir bulan ini. Naik turunnya harga telur ayam dipengaruhi oleh harga pakan ternak. Sekarang ini, harga pakan ternak tengah berfluktuatif karena nilai tukar rupiah melemah. Maklum, mayoritas bahan baku pakan ternak diimpor dari negara lain.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan akan naik di akhir bulan ini. Kami dikasih toleransi harga hingga akhir bulan. Tentu ini akan berdampak pada harga telur juga nanti. Ya, pokoknya minimal harga di peternak itu jangan sampai di bawah Rp 20.000 lah. Kalau pun nantinya naik, mungkin peternak telur akan memasang harga Rp 22.000 bahkan bisa lebih,” jelasnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman pernah mengimbau kepada peternak ayam layer agar membeli jagung langsung dari petani lokal bukan dari pedagang yang menjual jagung impor. Menurut data Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), harga pakan ternak untuk layer memang naik dari sekitar Rp 5.500-Rp 5.800 per kg menjadi Rp 7.300 per kg.
"Iya langsung beli ke lapangan jangan langsung terima di sini. Tahu enggak kalau kami jual Rp 3.100 per kg (jagung) kering dengan kadar air 15 persen," ujar Amran beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian mendata angka prognosa (perkiraan) produksi telur tahun 2018 sebanyak 1.963.936 ton dengan produksi rata-rata sebanyak 163.661 ton per bulan. Untuk angka prognosa kebutuhan telur tahun 2018 sebanyak 1.766.410 ton dengan rata-rata kebutuhan per bulan sebanyak 147.201 ton. Artinya ada surplus telur sebanyak 197.526 ton.
Sementara itu, Kementan merinci bahwa populasi ayam final stock (fs) petelur pada tahun 2018 rata-rata setiap bulan sebanyak 236.570.453 ekor. Data ini merujuk laporan produksi Day Old Chicken (DOC) FS dari seluruh perusahaan FS Layer. Angka yang cukup besar untuk kebutuhan produksi telur ayam sepanjang tahun ini.