Peternak Pastikan Kenaikan Harga Daging dan Telur Ayam Tak Akan Lama
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi memastikan kenaikan harga daging dan telur ayam hanya sementara. Dia pun menegaskan kenaikan harga murni karena stok yang minim bukan karena adanya permainan.
"Terkait dengan daging ayam ini ada dua faktor yang memengaruhi, pertama itu produktivitas di kandang menurun. Hal ini terkait karena kualitas pakan ternak yang juga bermasalah. Kedua, ini kan panen yang sekarang itu hasil dari budi daya saat Lebaran. Animo peternak waktu itu agak sedikit berkurang karena banyaknya libur sehingga stok di pasaran sekarang agak berkurang,” katanya kepada kumparan, Jumat (13/7).
Selain stok berkurang, kenaikan pakan juga menjadi penyebab harga daging dan telur ayam naik. Namun faktor ini tidak terlalu signifikan sebab masalah utama yang menyebabkan harga naik saat ini adalah karena minimnya stok.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan siklus yang wajar, setiap tahun begini terjadi wajar," sebutnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum GOPAN Harry Darmawan menambahkan harga berat ayam hidup saat ini dibanderol Rp 24.500 per kg. Di tangan pengepul, harganya naik Rp 2.000 per kg menjadi Rp 26.500 per kg.
Masuk ke pedagang, harga daging ayam kembali naik. Pedagang menghitung ada susut sekitar 30% karena jeroan, kaki dan kepala dibuang ditambah biaya pemotongan dan pengangkutan. Sehingga harga karkas (daging plus tulang) adalah sekitar Rp 39.000 per kg.
"Rp 27.500 kan hidup kalau yang sudah dijual di pasar kan sudah bersih, nah kalau yang bersih itu susut 30% diambil kaki, kepala, jeroan," jelas Harry.