Petronas Cari Sumber Gas Alternatif untuk Pipa Kalija I

26 Januari 2018 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petronas Gas. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Petronas Gas. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasokan gas untuk pipa transmisi ruas Kepodang-Tambak Lorok alias pipa Kalimantan Jawa (Kalija I) terancam habis. Selama ini Pipa Kalija I mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok di Semarang. Masalahnya, cadangan gas di Lapangan Kepodang ternyata tidak sebesar yang diperkirakan.
ADVERTISEMENT
Dalam Plan of Development (POD), Lapangan Kepodang rencananya memproduksi gas dan memasok ke PLTGU Tambak Lorok lewat pipa Kalija I sampai 2026, tapi ternyata gasnya sudah akan habis di 2018. Petronas Carigali, operator Lapangan Kepodang, sudah mengumumkan keadaan kahar (force majeure) pada 8 Juni 2017 lalu.
Country Head Petronas Carigali Indonesia Operation, Moh Zaini B Md. Noor, mengatakan bahwa cadangan gas Lapangan Kepodang ternyata berbeda dengan hasil eksplorasi.
Bisnis hulu migas memang berisiko tinggi. Petronas pun harus menanggung kerugian akibat keadaan kahar di Kepodang.
"Dalam upstream (hulu) itu merupakan highrisk bisnis. Ada masa bagus, ada masa enggak bagus. Eksplorasi dan hasil bisa berbeda. Soal Kepodang we can not disclose so much," kata Zaini kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (26/1).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Petronas berkomitmen memenuhi pasokan gas untuk pipa Kalija I. BUMN perminyakan Malaysia tersebut akan mencari sumber gas alternatif buat pipa Kalija I, sehingga operasional PLTGU Tambak Lorok tak akan terganggu.
Zaini mengaku sudah menjajaki pembelian gas dari Bontang dan Malaysia untuk dialirkan ke PLTGU Tambak Lorok.
"Prinsipnya Petronas komitmen untuk memenuhi kontrak dengan PGN, untuk memasok kebutuhan gas ke PLN di Tambak Lorok. Soal pasokan dari Kepodang dan sumur-sumur di sekitarnya itu memang limited. Petronas sudah bicara dengan Komisi VII, juga dengan regulator, sumber-sumber pasokan bisa kita substitusi dari tempat lain. Bisa dari Bontang, bisa dari Malaysia," tutupnya.