Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN selama semester I 2019 mencatatkan laba operasi senilai USD 252,03 juta. Namun, selama periode ini juga, perseroan mencatatkan beban non-cash di antaranya impairment dan selisih kurs yang mempengaruhi kinerja keuangan di periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Sampai 30 Juni 2019, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD 54,04 juta atau setara Rp 767,36 miliar (kurs dolar Rp 14.200) dan EBITDA sebesar USD 472,31 juta. Laba bersih tersebut turun 69 persen dibandingkan semester I 2018 yang mencapai USD 179,38 juta.
Adapun pendapatan PGN mencapai USD 1,79 miliar atau sekitar Rp 25,4 triliun (kurs rata-rata semester I tahun 2019 Rp 14.195/USD). Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas senilai USD 1.332,6 juta, penjualan minyak dan gas USD 196,2 juta, transmisi gas USD 163,4 juta, dan pendapatan usaha lainnya USD 97,19 juta.
"Di tengah tantangan bisnis domestik dan global yang sangat dinamis, perseroan mampu meningkatkan pangsa pasar gas bumi melalui penambahan jumlah pelanggan dan perluasan infrastruktur sebagai Sub-Holding Gas," kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8).
ADVERTISEMENT
Selama periode Januari-Juni 2019, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebanyak 2.938 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebanyak 932 BBTUD dan volume transmisi gas bumi 2.006 BBTUD.
PGN juga melayani lebih dari 350 ribu pelanggan dengan cakupan infrastrukur pipa gas bumi sepanjang lebih 10 ribu km, termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang lebih dari 3.800 km.
Rachmat menjelaskan, sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis, PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi.
Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi dan pemanfaatan gas bumi di berbagai daerah di Indonesia yang berkelanjutan.
Menurut Rachmat, kebijakan pemerintah membangun berbagai infrastruktur telah mendorong munculnya sentra-sentra perekonomian baru di berbagai wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebagai subholiding gas, PGN akan mengambil peran untuk menyediakan energi gas bumi yang terbukti efisien, ramah lingkungan dan sumbernya berada di dalam negeri.
Kebutuhan energi di dalam negeri yang semakin besar menjadi tantangan bagi PGN untuk menyediakan gas bumi yang akan menciptakan multiplier effect luas bagi sektor industri dan ekonomi nasional.
Rachmat mengatakan, infrastruktur akan tetap menjadi fokus PGN untuk mengalirkan gas bumi dari hulu hingga ke konsumen. Selain itu, perseroan juga fokus mewujudkan bauran gas bumi di 2025 sebesar 22 persen.
"Kami terus berupaya meningkatkan kehandalan kepada pelanggan," jelas Rachmat.
Melalui berbagai insiatif dan inovasi yang terus dilakukan, PGN mengembangkan teknologi infrastruktur beyond pipeline baik berbasis Compressed Natural Gas (CNG) maupun Liquified Natural Gas (LNG) di berbagai wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu inovasi untuk menjaga ketahanan sustainability pasokan di wilayah Jawa Timur, saat ini PGN akan mengoperasikan LNG di Teluk Lamong, Jawa Timur.
Ada beberapa infrastruktur utama yang telah dan tahap penyelesaian seperti proyek pipa transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km, jaringan pipa transmisi Gresik-Semarang sepanjang 258 km yang sudah 98 persen.
Selain itu, pembangunan jaringan gas rumah tangga sebanyak 78.216 sambungan dari penugasan pemerintah untuk membantu mengurangi beban impor migas.
Rachmat berharap PGN dapat menyelesaikan target pemanfaatan gas bumi di masyarakat termasuk program 4,7 juta sambungan di tahun 2025.