PHRI Ajak Wisatawan Tetap ke Bali Meski Ada Annual Meeting IMF-WB

27 Februari 2018 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka AA Sukawati (Foto: Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka AA Sukawati (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan tahunan atau Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank Group 2018. Terkait hal itu, Ketua Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Peter Jacobs mengimbau wisatawan lokal untuk tak berkunjung ke Bali khususnya di kawasan Nusa Dua, saat pelaksanaan pada pertengahan Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Peter beralasan, pada saat itu peserta pertemuan tahunan yang ditaksir mencapai 15.000 orang akan memadati kawasan Nusa Dua. Hal ini menurutnya, akan membuat wisatawan di kawasan itu kurang nyaman. Peter juga menyebut, untuk perhelatan itu sekitar 4.000 kamar hotel sudah habis dipesan.
Namun pengusaha pariwisata yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menolak imbauan agar wisatawan lokal tak ke Bali.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menilai imbauan itu tidak masuk akal. Ia mengatakan bahwa jumlah kamar hotel yang tercatat oleh PHRI di Bali mencapai 130 ribu unit di berbagai titik di Bali. Terlebih lagi Ia menegaskan bahwa pariwisata Bali tidak hanya ada Nusa Dua dan Kuta saja.
Pretiwaan di Hutan Monyet Ubud (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pretiwaan di Hutan Monyet Ubud (Foto: Wikimedia Commons)
"Tidak ada kamar penuh. Kami punya 130 ribu kamar di Bali. Dan Bali tidak hanya Nusa Dua dan Kuta, kami tidak dukung imbauan itu. Biar saja alami, jangan diimbau seperti itu," ujar Cok Ace, demikian Tjokorda biasa disapa, kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, justru ini menjadi momentum bagi Bali untuk menunjukkan spot-spot pariwisata lainnya yang selama ini tidak terekspos seperti daerah pariwisata di Bali selatan yang selama ini sudah lebih dikenal oleh para wisatawan.
"Ini justru momentum bagi Bali untuk memperkenalkan objek pariwisata yang kurang dapat kunjungan," pungkasnya.