news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polemik Anies vs DPRD DKI Soal Saham DLTA

9 Maret 2019 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta , Selasa (5/3). Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta , Selasa (5/3). Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan proses pelepasan saham mereka di produsen minuman keras, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), selesai tahun ini. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta memiliki porsi 26,25 persen atu 210.200.700 lembar saham DLTA.
ADVERTISEMENT
Adapun langkah yang telah diambil Pemprov DKI Jakarta untuk melepas saham DLTA ialah dengan meleburkan saham DLTA milik Badan Pengelolaan Investasi Penanaman Modal (BP IPM) DKI Jakarta dengan saham yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta.
Cara tersebut dilakukan agar proses penjualan bisa lebih mudah. Sebab BP IPM Jaya yang sebelumnya merupakan satuan kerja di Pemprov DKI Jakarta sudah dibubarkan sejak tahun 2000, namun memiliki saham kepemilikan di DLTA sebesar 2,91 persen.
Akan tetapi, langkah yang akan diambil Pemprov DKI Jakarta tak mudah. Sebab rencana itu ditentang oleh DPRD DKI Jakarta. Berikut fakta mengenai polemik pelepasan saham bir DLTA:
1. Niat Anies Ditentang DPRD DKI Jakarta
DPRD DKI Jakarta memberi pertimbangan agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengurungkan niatnya untuk menjual saham DLTA. Sebab dividen yang diperoleh dari saham DLTA tiap tahunnya bisa menambah pendapatan untuk APBD DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Coba itu dipikirkan lagi lah. Selama saya menjadi ini (Ketua DPRD), saya akan berdiskusi, jelaskan apa sih argumentasinya. Orang kita enggak beli kok," tegas Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.
Lalu berapa besaran uang yang masuk ke pundi-pundi Pemprov DKI Jakarta selama ini? Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) pada 2017 memutuskan membagi dividen sebesar Rp 208,17 miliar atau setara 74 persen dari total laba bersih tahun 2017 yang berjumlah Rp 279,7 miliar.
Pembagian dividen itu setara dengan Rp 260 per lembar saham. Pada tahun tersebut Pemprov DKI Jakarta memperoleh dividen sebesar Rp 48,57 miliar atas kepemilikan 186.846.000 lembar saham Delta Djakarta atau setara 23,34 persen.
ADVERTISEMENT
2. Surat Permintaan Restu Tak Ditanggapi Hampir Setahun
Anies telah mengirimkan surat untuk meminta restu ke DPRD DKI Jakarta terkait pelepasan saham DLTA, hampir setahun yang lalu. Namun hingga kini, surat tersebut tak kunjung direspons.
Meski demikian, Anies mengaku tetap akan melepas saham perusahaan bir tersebut. Bahkan dia akan menyampaikan kepada warga Jakarta terkait DPRD DKI Jakarta yang tak kunjung memberi restu, supaya rakyat juga menyampaikan aspirasi pada wakilnya.
“Ya kita coba terus (lepas saham Delta). Kita berniat melaporkan itu. Kita laporkan kepada rakyat Jakarta bahwa wakil-wakil Anda ingin tetap memiliki saham bir, biar nanti warganya juga yang ikut menyampaikan aspirasi,” katanya.
Anies merasa pelepasan saham juga sesuai dengan keinginan masyarakat. Dia pun menjelaskan Pemprov DKI Jakarta tak kan rugi dengan menjual saham bir itu. Sebab menurutnya, uang yang diperoleh dari dividen saham bir tak begitu besar.
ADVERTISEMENT
“Ya itu lah. Nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kita gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat kita. Apalagi dengan ukuran APBD kita sekarang, itu menjadi kecil sekali dari situ,” ungkap Anies.
3. Anies Samakan Jual Saham Bir dengan Tutup Alexis
Anies memandang pendapatan dividen dari kepemilikan saham Pemprov DKI Jakarta di DLTA tak begitu besar, sama dengan pajak yang diperoleh dari Alexis, hotel yang ditutup Anies karena digunakan sebagai tempat prostitusi.
“Itu (DLTA) ekuivalen dengan pajak yang dibayarkan tempat hiburan Alexis kira-kira Rp 36 milyar. Jadi Alexis ditutup enggak terasa tuh (pajaknya) di Jakarta. Sekarang kalau ditutup maka kita dapat uang Rp 1,2 triliun,” kata Anies.
ADVERTISEMENT
Anies menjelaskan, pembagian dividen dari saham DLTA yang mencapai Rp 1,2 triliun butuh 40 tahun untuk mendapatkannya. Oleh karenanya, dia berharap DPRD DKI Jakarta segera memberi restu agar pelepasan saham DLTA segera terealisasi.
“Jika kita menunggu dari dividen untuk sampai angka Rp 1,2 triliun itu perlu waktu sampai 40 tahun. Jadi argumen saya itu saya sudah sampaikan Mei (2018) lalu. Kita harap dewan akan menyetujui (pelepasan saham DLTA),” bebernya.