news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prabowo Mau Tarif Listrik Turun 100 Hari: Bisa Jika Dolar Rp 11.000

11 April 2019 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres no urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Capres no urut 02, Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat Debat Ke IV Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, (30/3). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjanji akan menurunkan tarif listrik sebesar 20 persen dalam 100 hari jika nanti terpilih menjadi Presiden. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan,‎ rencana itu sebenarnya bisa terwujud tanpa perlu menambah anggaran subsidi listrik dalam APBN. Dengan catatan, kurs rupiah terhadap dolar AS menguat hingga menjadi Rp 11.000.
ADVERTISEMENT
"100 hari itu bisa tarif listrik turun 20 persen tanpa menambah subsidi. Gampang. Sepanjang rupiahnya (kurs terhadap dolar AS) dari Rp 14.00‎0 menguat menjadi Rp 11.000, pasti bisa," ucap Jonan saat ditemui di Rumah Makan Eksotis, Manggarai NTT, Kamis (11/4).
Namun bila ternyata kurs rupiah terhadap dolar AS tak menguat signifikan dan anggaran subsidi listrik tak ditambah, penurunan tarif butuh waktu lama, tak bisa 100 hari. Tarif listrik amat bergantung pada harga energi primer seperti batu bara, gas, dan BBM. Sementara harga energi primer berfluktuasi di pasar global.
"Kalau tidak begitu, makan waktu memang. Kalau (kurs dolar AS) sekitar Rp 11.000, enggak usah subsidi, enggak usah diubah apa-apa," bebernya.
Jonan menjelaskan, efisiensi dalam produksi listrik memang terus dilakukan, salah satunya dengan menurunkan susut jaringan. Namun hal itu tidak bisa dilakukan jangka pendek seperti hanya 100 hari seperti yang dijanjikan Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Kalau dibilang efisiensi, satu misalnya susut jaringan ya diturunin sekarang jadi 9 persen dan sebagainya. Tapi ini pasti bertahap," kata Jonan.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa pemerintahan saat ini pun mendorong agar tarif listrik makin terjangkau oleh masyarakat. Dalam 2 tahun terakhir, menurut Jonan, tak ada kenaikan tarif listrik, baik untuk pelanggan listrik subsidi maupun nonsubsidi.