Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membantah klaim capres nomor urut 01 Joko Widodo soal kepemilikan 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Menurut Prabowo, meski Indonesia sudah memiliki saham sebanyak itu, keuntungan terbesar tetap milik Freeport McMoRan Inc.
ADVERTISEMENT
“Soal Freeport, ya memang sudah sesuai kontrak itu harus jatuh ke kita. Tapi Bapak sadar enggak, bahwa Freeport itu sendiri melaporkan di New York Stock Exchange bahwa benefitnya adalah 81 persen ke mereka. Jadi 51 persen saham itu mungkin ya agak etok-etok (pura-pura),” kata Prabowo di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).
Dalam penjelasannya kepada otoritas bursa AS, FCX menyampaikan meskipun kepemilikan sahamnya di PTFI tinggal 48,76 persen, namun sampai tahun 2022 81,28 persen dari keuntungan PTFI menjadi milik FCX.
Informasi yang dikemukakan Prabowo dalam debat capres keempat itu sebelumnya juga pernah dibeberkan oleh Sudirman Said, yang merupakan Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, pada 20 Februari 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Anggapan itu langsung dibantah oleh PT Inalum (Persero). Head of Corporate Communications and Government Relations Inalum, Rendi Witular, menerangkan bahwa Inalum meneruskan participating agreement Rio Tinto yang memberikan Hak atas dividen 82 persen, juga Hak atas metal strip revenue sampai 2022 (habisnya Participating Agreement).
"Melalui skema ini, jumlah penerimaan untuk Inalum dalam 4 tahun ke depan diperkirakan sebesar USD 1,8 miliar, jauh lebih besar dari penerimaan di tahun 2018 yang hanya USD 180 juta," tegasnya kepada kumparan, Kamis (21/2).
Rincian penerimaannya 2019-2020 nol, 2021 dan 2022 masing-masing sekitar USD 470 juta dan di 2022 ada tambahan metal strip setara dengan USD 900 juta. Total USD 1,84 miliar.
Inalum membantah anggapan bahwa pembelian 51 persen saham PTFI secara finansial merugikan. Justru investasi Inalum di PTFI sangat menguntungkan.
ADVERTISEMENT
"Laba bersih PTFI, yang mengelola tambang dengan deposit emas terbesar di dunia, diperkirakan akan di atas USD 2 miliar di tahun 2023 hingga 2041," ucapnya.
Inalum telah mengeluarkan USD 3,85 miliar untuk meningkatkan saham mereka di PTFI dari 9,36 persen menjadi 51,2 persen. Dengan porsi kepemilikan tersebut, Inalum diproyeksikan akan mendulang sedikitnya sekitar USD 18 miliar dari laba bersih PTFI pada 2023 hingga 2041.
"Dengan dana tersebut, Inalum juga membeli kekayaan tambang Grasberg senilai lebih dari USD 150 miliar," kata Rendi.