Proses Barter Sukhoi dengan Komoditas RI Masih Alot

4 Januari 2018 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sukhoi 35 (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Sukhoi 35 (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) sampai saat ini masih menunggu keputusan Rusia dalam melakukan imbal dagang atau barter untuk membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35. Rencananya, pembelian pesawat Sukhoi-35 ini akan ditukar dengan sejumlah komoditas dari dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengungkapkan pihaknya masih terus menunggu kontrak antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan Pemerintah Rusia mengenai barter tersebut.
"Intinya kalau untuk imbal dagang kita menunggu main contractnya di tanda tangan. Jadi nanti bolanya ada di Kemenhan," kata Oke saat ditemui di Gedung Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Kamis (4/1).
Menurut Oke perjanjian imbal dagang ini membawa dampak baik bagi Indonesia begitu juga dengan Rusia. Hanya saja, proses perundingan kedua negara masih alot karena pemerintah Rusia bergerak lamban dalam perjanjian ini.
Sukhoi 35 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Sukhoi 35 (Foto: Wikimedia Commons)
"Enggak tahu (kapan di tanda tangani). Ini kan udah awal tahun. Berarti alot di sananya," ujarnya.
Sebelumnya, kata Oke, antara Indonesia dan Rusia sudah membahas terkait komoditas apa saja yang disepakati untuk ditukar dengan Shukoi-35. Namun, hal tersebut tidak bisa dipastikan, mengingat masih menunggu keputusan secara resmi dari kedua negara.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menyepakati pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi-35 dari Rusia senilai 1,14 miliar dolar AS atau sekitar Rp 15,162 triliun (kurs Rp 13.300).
Untuk pembelian 11 unit pesawat Sukhoi-35 ini Indonesia menawarkan pembayaran dengan skema imbal dagang. Nilai imbal yang telah disepakati kedua belah pihak yaitu 50% dari kontrak nilai jual 11 unit pesawat. Nantinya, pembelian pesawat ini akan dibayarkan dengan sejumlah komoditi tertentu sekitar 570 juta dolar AS atau Rp 7,5 triliun.
Kemendag telah mengajukan lebih dari 20 daftar komoditas kepada Rusia. Komoditas yang ditawarkan Indonesia di antaranya karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, mebel, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk makanan dan olahannya, produk industri pertahanan, dan produk lainnya.
ADVERTISEMENT