Proyek Blok Masela Siap Jalan, Inpex Beberkan Keuntungannya untuk RI

16 Juli 2019 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menerima manajemen perusahaan migas Jepang, INPEX, yang akan mengelola Blok Masela. Foto: Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menerima manajemen perusahaan migas Jepang, INPEX, yang akan mengelola Blok Masela. Foto: Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan
ADVERTISEMENT
Perusahaan minyak dan gas asal Jepang, Inpex Corporation, akhirnya mendapatkan kepastian dari pemerintah untuk menggarap proyek pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela, Kepulauan Tanimbar, Maluku. Inpex telah menunggu proyek ini jalan hingga 18 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Presiden sekaligus CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, mengatakan dengan berjalannya proyek akan menyumbang produksi gas alam ke Indonesia hingga 10,5 juta ton per tahun. Rinciannya, 9,5 juta ton gas alam cair (LNG) dan penyediaan gas lokal dari kondensat sebanyak 35.000 barel per hari.
"Proyek ini akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia dan negara di kawasan Asia juga Jepang dalam jangka panjang," kata Ueda dalam konferensi pers di Hotel Ayana, Jakarta, Selasa (16/7).
Tak hanya memberikan tambahan sumber gas alam, menurut dia dengan mulai berjalannya proyek ini juga akan memberikan efek ganda (multipier effect) bagi daerah sekitar, hingga nasional.
Di tingkat nasional, negara bisa mendapatkan potensi pendapatan mencapai USD 153 miliar dan pendapatan provinsi USD 95 miliar. Di tingkat kabupaten, potensi pendapatannya bisa mencapai USD 90 miliar.
ADVERTISEMENT
Efek ganda tersebut, bisa ditopang dari adanya berbagai pembangunan di sekitar pengembangan proyek, mulai pertambangan, industri manufaktur, pertanian, keuangan, perumahan, perdagangan, hotel, restoran.
Selain itu, sektor transportasi dan bisnis komunikasi juga bisa terbangun. Begitupun dengan bisnis kelistrikan, penyaluran gas ke masyarakat, dan air.
"Rata-rata kesempatan kerja juga bisa menyerap sekitar 73.000 orang selama periode 33 tahun ke depan untuk skala nasional," kata Ueda.
Ueda mengatakan, efek ganda yang mungkin dihasilkan dari proyek Blok Masela ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan Universitas Ambon.
Adapun judul penelitian mereka adalah "Laporan Akhir-Pemutakhiran Kajian Dampak Pengganda Lapangan Abadi dengan Skema Pengembangan Kilang LNG Darat" tahun 2018. Penelitian ini merujuk asumsi fase konstruksi di tahun 2022 sampai dengan akhir fase produksi pada 2055.
Konferensi pers Inpex Masela Ltd setelah revisi proposal pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, disetujui pemerintah Indonesia di Hotel Ayana, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
"Meskipun terdapat efek pengembangan besar yang diperkirakan terjadi sebagai dampak dari pengembangan Lapangan Abadi, hal ini tidak menjadi tanggung jawab Inpex atau mitra kerjanya, tapi ini bisa terbangun atas kerja sama semua pihak," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, hingga 2055 Indonesia akan memperoleh penerimaan dari bagi hasil migas sebesar USD 39 miliar atau Rp 546 triliun (kurs dolar AS Rp (14.000).
Bagi hasil yang diterima negara, kata dia, lebih besar dari kontraktor (Inpex dan Shell) yang menerima USD 33,3 miliar atau Rp 466 triliun.
"Indonesia dalam kontraknya akan menerima sekitar USD 39 miliar, dan Inpex sekitar USD 37 miliar, tapi itu sudah termasuk yang 10 persen punya (bagi hasil) pemerintah daerah. Jadi sesungguhnya kontraktor yang Inpex dan Shell menerima sekitar USD 33,3 miliar. Saya kira pemerintah RI mendapatkan porsi yang cukup signifikan," ujar Dwi saat ditemui di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (16/7).
ADVERTISEMENT