news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Proyek yang Diincar Penyuap Wisnu Kuncoro Belum Masuk Rencana Kerja KS

24 Maret 2019 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Terkait Kasus OTT Wisnu Kuncoro. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Terkait Kasus OTT Wisnu Kuncoro. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak Jumat (22/3) malam, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk atau KRAS dibuat pusing dengan tertangkap tangannya salah satu direksi mereka, Wisnu Kuncoro, oleh KPK. Direktur Produksi dan Teknologi Krakatau Steel itu dicokok KPK di rumahnya karena diduga menerima suap dari pihak swasta untuk proyek pengadaan boiler dan kontainer tahun anggaran 2019.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyatakan proyek yang diduga berbau suap itu belum tercatat dalam rencana kerja perusahaan tahun ini. Karena itu, dia mengklaim tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kasus ini terhadap kinerja perusahaan.
"Para mitra sudah kontak kami, khususnya yang dari internasional. Tidak ada satu hal yang dikhawatirkan karena saya juga cek rekan-rekan di sini terkait proyek yang disangkakan itu belum tercatat dalam rencana kerja Krakatau Steel di 2019," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Minggu (24/3).
Direktur Produksi dan Riset Teknologi PT Krakatau Steel (Persero), Wisnu Kuncoro digiring oleh petugas KPK. Foto: Adhim Mugni Mubaroq/kumparan
Silmy memaparkan untuk tahun ini, perusahaan telah menganggarkan rencana investasi sebesar USD 400 juta. Dana ini bakal digunakan paling banyak untuk investasi dari induk usaha, yaitu penyelesaian proyek hot strip mill dua yang bakal diselesaikan April 2019.
ADVERTISEMENT
Sementara sisanya, kata dia, bakal digunakan untuk kegiatan anak usaha. Silmy menjamin kejadian ini tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan, termasuk produksi baja perseroan. Proyek-proyek strategis KRAS juga tetap berjalan, termasuk pembangunan klaster baja di Cilegon agar bisa produksi 10 juta ton baja pada 2025.
"10 juta ton baja di klaster Cilegon ini tidak akan mundur dan tetap dicanangkan. Proyek-proyek juga jalan dengan lancar dan tindak lanjut agar apa yang terjadi pada dua hari ini tidak terjaga dan jalannya perseroan," jelasnya.