RI Beli 2 Kapal Riset Nasional, Bisa Berlayar 300 Hari dalam Setahun

10 September 2019 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610. Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610. Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai melakukan pengadaan untuk kapal riset nasional. Rencananya, ada dua kapal yang akan tiba di Indonesia mulai tahun depan.
ADVERTISEMENT
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan, dua kapal tersebut merupakan kapal riset samudera yang panjangnya sekitar 70 meter dan kapal yang berukuran lebih kecil untuk menjelajah pesisir dan pulau-pulau di Indonesia.
Tujuan dari kapal riset nasional tersebut untuk mengeksplorasi seluruh perairan di Indonesia, termasuk melihat kondisi dan menilai stok biota laut, riset laut dalam, dan pemetaan batimetri, dan eksplorasi tambang.
"Indonesia sebenarnya sudah punya kapal riset cukup banyak, tapi itu tersebar di banyak kementerian dan lembaga, termasuk KKP, dan umumnya hari layarnya pendek. Kita inginnya kapal riset 300 hari layar minimal dalam setahun. Fase pertama baru tahun depan, dua kapal. Total sekitar 10-12 kapal," ujar Laksana di Gedung Mina Bahari IV, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) berjabat tangan dengan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Untuk fase pertama tersebut, anggaran yang diperlukan mencapai USD 110 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun (kurs Rp 14.020). Laksana bilang, dana ini tidak sepenuhnya menggunakan APBN, melainkan kerja sama dengan pihak swasta atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bahkan untuk fase selanjutnya, pendanaan juga bisa berasal dari pinjaman luar negeri.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, pihak LIPI masih enggan menjelaskan lebih lanjut dari negara mana kapal riset nasional yang akan digunakan Indonesia tersebut.
"USD 110 juta itu dari KPBU tadi, itu yang dua kapal, total fase I. Ada dua sumber dana, kerja sama pemerintah dengan badan usaha swasta, kedua juga dari pinjaman luar negeri. Tapi kita akan upayakan yang kerja sama dengan swasta," jelasnya.
Dia melanjutkan, kapal riset nasional tersebut nantinya akan disebar ke wilayah Indonesia bagian Barat dan Timur. Untuk wilayah Barat, akan difokuskan ke Jakarta, sementara di wilayah Timur akan berada di Ambon.
"Di Jakarta kita sedang cari pelabuhan. Karena memang masalahnya kita enggak punya pelabuhan khusus kapal riset nasional," tambahnya.
ADVERTISEMENT