Rini: Akhir Bulan Ini Ada Pelayaran Langsung dari Makassar ke Eropa

5 Oktober 2018 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini pada saat pelepasan ekspor produk perikanan di Makassar, Jumat (5/10/2018). (Foto: Dok. Humas BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Rini pada saat pelepasan ekspor produk perikanan di Makassar, Jumat (5/10/2018). (Foto: Dok. Humas BUMN)
ADVERTISEMENT
Perkembangan infrastruktur pelabuhan yang semakin baik di Indonesia bagian Timur diharapkan mampu menekan biaya operasional dan waktu tempuh pengiriman. Selain itu yang paling penting adalah mengurangi ketergantungan dari Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa produk perikanan dari Pulau Sulawesi yang mau diekspor ke berbagai negara tidak harus melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Tetapi cukup dari Pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan.
"Harus bisa direct call (ekspor langsung), kalau produk Sulawesi pergi dulu ke Surabaya baru ke luar negeri nambah waktu jangka panjang dan logistik naik," tegas Rini saat melepas ekspor produk perikanan BUMN di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/10).
Rini (kiri) pada saat pelepasan ekspor produk perikanan di Makassar, Jumat (5/10/2018). (Foto: Dok. Humas BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Rini (kiri) pada saat pelepasan ekspor produk perikanan di Makassar, Jumat (5/10/2018). (Foto: Dok. Humas BUMN)
Dengan infrastruktur Pelabuhan Makassar yang semakin baik, maka semua kegiatan ekspor bisa dilakukan di sini. Secara hitung-hitungan, mengekspor produk perikanan dari Makassar juga lebih cepat dibandingkan harus memutar terlebih dahulu ke Surabaya.
"Jangan lupa Pak Farid (Dirut Pelindo IV), bahwa akhir bulan ini direct call Makassar - Eropa akan motong waktu 50 persen, yang mungkin 30 hari menjadi 15 hari. Kita punya barang untuk bisa direct call," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Pelindo IV memang secara konsisten terus mengembangkan Pelabuhan Makassar. Pelindo IV bahkan sedang membangun mega proyek Makassar New Port yang diproyeksikan menjadi hub untuk meningkatkan konektivitas, khususnya di Indonesia bagian Timur. Proyek yang menelan dana investasi sebesar Rp 89,57 triliun ditargetkan rampung pada 2025 mendatang.
"Saya sekarang datang ke sini tapi memang tujuan kita. Langkah kita meningkatkan ekspor mengurangi impor sehingga neraca perdagangan sehat," tutup Rini.