Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Rini di Depan Investor AS: Total Aset BUMN RI Lebih Besar dari Temasek
25 Juli 2018 7:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat dalam rangka menghadiri AS Invesment Forum. Acara ini gelar oleh Central for Strategic & International Studies (CSIS). Dalam acara ini, Rini membeberkan capaian kinerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 3 tahun terakhir (2014-2017).
ADVERTISEMENT
Selain itu di depan para investor AS, Rini mengungkapkan capaian perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia . Dia mengatakan total pendapatan seluruh BUMN pada 2017 mencapai USD 151 Miliar, angka tersebut setara dengan 15 persen dari PDB Indonesia. BUMN yang terdaftar pada lantai pasar modal mewakili 25 persen dari total kapitalisasi pasar Indonesia. Bahkan aset kolektif BUMN Indonesia jumlahnya telah mencapai USD 538 miliar. Angka ini lebih besar dari yang dimiliki BUMN Singapura Temasek dan BUMN Malaysia Khazanah.
"Artinya sebagai kelompok, total aset BUMN kami lebih besar dari Temasek dan Khazanah meskipun aset keduanya digabungkan," ujar Rini seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (25/6).
Rini menambahkan total ekuitas BUMN pada 2017 pun meningkat cukup baik menjadi USD 179 Miliar dari semula USD 168 Miliar pada 2016. Begitupun dengan total laba bersih BUMN meningkat dari semula USD 12 Miliar pada 2016 menjadi USD 14 Miliar pada akhir 2017.
ADVERTISEMENT
Rini melanjutkan, sejak 2015 pihaknya telah banyak melakukan transformasi di tubuh BUMN dengan tujuan memperkuat partisipasi perusahaan negara dalam memacu pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian BUMN membangun strategi yang fokus pada empat pilar, yakni menciptakan sinergi di seluruh BUMN, fokus pada down streaming industri, meningkatkan konten lokal di semua proyek, mengintegrasikan bisnis pembangunan, dan memungkinkan kemandirian finansial.
Salah satu contohnya adalah program 35 Gigawatt yang dikerjakan oleh PT PLN (Persero). Elektrifikasi ini bertujuan mempercepat industrialisasi serta meningkatkan kemudahan investasi di Indonesia melalui jaminan kehandalan listrik. Bahkan, Pemerintah juga fokus dalam memperluas kapasitas untuk energi terbarukan termasuk panas bumi, pembangkit listrik tenaga angin dan biofuel.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti sampai di situ, pemerintah juga mempercepat proyek infrastruktur konektivitas darat melalui jalan tol dan kereta. Dalam tiga tahun terakhir, panjang jalan tol telah meningkat menjadi 1,092 Kilometer (Km), naik 33 persen dibanding tahun 2014 yang baru mencapai 820 Km. Pada 2019 ditargetkan panjang jalan tol akan mencapai 1580 Km. Ruas-ruas jalan tol baru ini akan menghubungkan dari timur ke barat di pulau Jawa dan utara ke selatan di pulau Sumatera.
"Selain itu kami sedang membangun berbagai transportasi darat untuk melayani kami publik seperti kereta ringan LRT di Jakarta dan Palembang. Didukung juga dengan pengembangan konektivitas laut dan udara. Segala kemajuan dan percepatan infrastruktur tersebut kami siapkan sebagai upaya ke depan menerima kehadiran investor," beber Rini.
ADVERTISEMENT
Hadir pula mendampingi Rini, Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno bersama sejumlah Direktur Utama BUMN. Dalam rombongan ini juga ada Dirut BNI Achmad Baiquni, Dirut Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, dan Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati.