news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rini Jawab Sindiran Soal BUMN yang Banyak Lakukan Impor

12 September 2018 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Rini tinjau rumah karyawan Perhutani. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Rini tinjau rumah karyawan Perhutani. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan negara yang berada di bawah Kementerian BUMN dinilai memberikan andil besar dalam menggerus devisa negara karena banyak melakukan impor di tengah pelemahan rupiah saat ini. Menteri BUMN Rini Soemarno tak terima atas penilaian itu.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, selama ini beberapa BUMN memang memiliki nilai impor yang besar. Dia memberi contoh PT Pertamina (Persero) yang memang harus melakukan impor BBM setiap hari demi memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat.
Tapi, selain itu, dia menegaskan banyak BUMN lain yang terus menggenjot nilai ekspornya, seperti BUMN pertambangan. Jualan sektor ini memang komoditas sumber daya alam yang volumennya masih banyak di tanah air.
"Saya memanggil dirut-dirut BUMN yang punya produk diekspor. Selain dari perusahaan tambang, BUMN banyak yang ekspor baik semen, pupuk, obat-obatan atau vaksin. Kemudian Pindad ekspor senjata atau mobil seperti tank yang tahun ini sekitar USD 700-800 juta," kata Rini di Energy Building, Jakarta, Rabu (12/9).
Menimpali ucapan Rini, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, dalam BUMN pertambangan, tahun ini menargetkan ekspor sebesar USD 2,51 miliar atau sekitar Rp 37,1 triliun (kurs: 14.800).
ADVERTISEMENT
Dari total target ekspor yang dikejar, Budi merinci ekspor dari PT Inalum sebesar USD 79 juta, PT Bukit Asam sebesar USD 829 juta, PT Aneka Tambang USD 1,04 miliar, dan PT Timah Indonesia USD 563 juta. Target ini bertambah dibandingkan total ekspor BUMN tambang di 2017 sebesar USD 1,89 miliar.
Menurut Budi, target itu masih bisa bertambah jika anggota holding tambang yang tengah proses divestasi yaitu PT Freeport Indonesia masuk. Dia mengatakan tahun ini kami rencana ekspor itu USD 2,5 miliar.
"Ekspor ore (biijih) misalnya, kalau diproses feronikel, bisa lebih besar. Jadi, kalau diekspor dalam bentuk hilirisasi kenaikannya (ekspor) tinggi. Memang kami diminta Bu Rini ceritakan ekspor kita seperti apa. Kalau misalnya ditambah PT Freeport bisa mencapai USD 10 miliar karena bisa ekspor setahun USD 7 miliar," kata Budi.
ADVERTISEMENT
Sebagai induk holding yang memimpin empat perusahaan tambang berorientasi ekspor, Budi menyayangkan PT Aneka Tambang yang masih ekspor komoditas mentah seperti bijih bauksit. Padahal, jika diolah, bijih bauksit itu bisa menjadi alumina untuk Inalum jadikan aluminium.
"Kita juga ada impor 100 persen bahan bakunya aluminium, which is harusnya dari sini. Itu ekspor bauksit ore 400.000 ton bisa jadi alumina 200.000 ton. Jadi ada nilai tambahnya," lanjutnya.
Realisasi kinerja BUMN pertambangan hingga Agustus 2018:
PT Bukit Asam, produksi batu baranya mencapai 13,8 juta ton dari periode Januari-Agustus 2018. Adapun prognosa produksi dari September hingga Desember 2018 ditargetkan mencapai 12,4 juta ton. Dengan begitu, secara keseluruhan target produksi selama setahun sebesar 26,24 juta ton batu bara bisa terkejar.
ADVERTISEMENT
Dari capaian produksi Januari hingga Agustus 2018, penjualan domestik mencapai 7,48 juta ton. Sementara prognosa September-Desember sekitar 5,86 juta ton. Total target penjualan domestik sepanjang tahun sebesar 13,34 juta ton.
Gedung Kementerian BUMN (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Kementerian BUMN (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dalam laporan PTBA, perusahaan menargetkan volume ekspor sepanjang tahun sebanyak 12,14 juta ton. Hingga Agustus 2018, realisasi ekspor batu bara PTBA mencapai 7,02 juta ton. Prognosa September-Desember 5,11 juta ton.
PT Antam, produksi bijih nikel hingga Agustus 2018 mencapai 3,20 juta ton dari target produksi sepanjang tahun 4,68 juta ton. Untuk penjualan domestik, sampai Agustus mencapai 201 ribu ton. Ekspornya per Agustus mencapai 2,48 juta ton dari target 4,05 juta ton.
Untuk feronikel, produksi Antam per Agustus 2018 mencapai 17 ribu ton dari target sepanjang tahun ini 24 ribu ton. Untuk eskpornya per Agustus mencapai 16 ribu ton dari target 24 ribu ton.
ADVERTISEMENT
Untuk emas Antam, produksi 18,8 ton, ekspor 7,37 ton, dan domestik 10,72 ton. Untuk perak (silver) Antam, produksi 11,1 ton, ekspor 3 ton, dan domestik 8,2 ton.
PT Inalum, produksi alumuniumnya per Agustus mencapai 161 ribu ton dari target 248 ribu ton sepanjang tahun. Penjualan domestik per Agustus 128 ribu ton dan eskpor 10 ribu ton.
PT Timah Indonesia, produksi tin ingot per Agustus mencapai 18 ribu ton dari target 32 ribu ton sepanjang tahun. Penjualan domestik 2 ribu ton dan ekspor 16 ribu ton.