Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Rizal Ramli: Ekonomi RI Babak Belur Kena Virus The Fed
1 Agustus 2018 16:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Utang luar negeri Indonesia pada Mei 2018 sebesar 358,635 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Utang ini terdiri dari utang pemerintah, bank sentral, dan utang swasta. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga sedang melemah dan transaksi berjalan mengalami defisit. Hal ini bisa memberi dampak pada membengkaknya nilai utang luar negeri.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyebut kondisi ekonomi Indonesia dalam kondisi sangat rentan. Buktinya, kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS) langsung membuat perekonomian Indonesia babak belur.
“Ekonomi kita lagi sakit. Antibody kita sedang lemah, jadi kena virus sedikit saja seperti US dan The Fed, kita langsung sakit dan babak belur,” katanya saat ditemui di Pulau Dua Resto, Jakarta, Rabu (1/8).
Dia kemudian menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia negatif sebesar USD 1,6 miliar, defisit transaksi berjalan sebesar USD 25 miliar, dan juga neraca pembayaran yang negatif. Hal ini, menurut Rizal, merupakan salah satu alasan investor asing tak tertarik untuk membeli obligasi corporate Indonesia.
Selain itu, dia juga memaparkan bahwa Indonesia sudah tidak memiliki bantalan ekonomi. Terlihat dari minimnya ekspor komoditas dalam negeri, termasuk minyak.
ADVERTISEMENT
“Kita enggak ekspor minyak lagi. Setiap hari impor BBM dan minyak mentah. Kita enggak punya ekses kapasitas komditas kecuali batu bara,” paparnya.
Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah terutama Menteri Keuangan tidak menutupi kondisi yang terjadi saat ini. Dia menilai, selama ini Menkeu hanya mengatakan hal baik untuk sekedar menyenangkan hati atasan.
“Selama ini menteri ekonomi selalu bilangnya jangan khawatir, tidak apa-apa. Itu cuma ungkapan Asal Bapak Senang (ABS) aja. Memang kelihatan anggaran sementara oke karena pengeluaran dikurangi. Beban itu dipindahkan ke yang lain, termasuk PLN, Pertamina, dan rakyat. Kasihan rakyat dibohongi,” katanya lagi.