Rizal Ramli Sebut Defisit Transaksi Berjalan RI Sulit Turun

26 September 2018 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan membawa peti kemas dengan latar belakang area bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan membawa peti kemas dengan latar belakang area bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia diprediksi tak akan berkurang signifikan hingga akhir tahun ini. Bank Indonesia (BI) sebelumnya memprediksi CAD mencapai USD 25 miliar hingga akhir tahun ini atau sekitar 2,5 persen terhadap produk doemstik bruto (PDB). Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya USD 17,53 miliar atau sekitar 1,73 persen terhadap PDB.
ADVERTISEMENT
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli memprediksi, CAD Indonesia hingga akhir tahun ini hanya berkurang USD 1 miliar dari prediksi bank sentral tersebut atau sebesar USD 24 miliar. Hal ini lantaran pemerintah hanya menerapkan kebijakan yang berdampak kecil bagi laju impor.
"CAD BI sendiri ramal USD 25 miliar. Dengan langkah-langkah printil ini paling hanya kurang USD 1 miliar," ujar Rizal Ramli dalam acara diskusi ekonomi di Hotel Ibis, Jakarta, Rabu (26/9).
Kebijakan 'kecil' yang dimaksud Rizal Ramli adalah kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor pada 1.147 komoditas. Akibatnya, lanjut dia, kurs rupiah juga masih akan bergerak di sekitar Rp 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun.
Rizal Ramli di acara diskusi Tantangan Ekonomi Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rizal Ramli di acara diskusi Tantangan Ekonomi Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
"Rupiah enggak bisa keluar Rp 15.000 per dolar AS," katanya.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya memprediksi CAD hingga akhir tahun sebesar 2,5 persen terhadap PDB. Angka ini telah memperhitungkan dampak dari kebijakan penggunaan biodiesel 20 persen (B20), pembatasan impor, hingga rencana penundaan sejumlah proyek infrastruktur maupun migas.
"Tahun ini CAD bisa mengarah ke 2,5 persen terhadap PDB," ujar Perry.
Dia melanjutkan, bank sentral dan pemerintah juga terus berkoordinasi untuk mempersempit laju CAD. Perry menyebut, ada penghematan devisa senilai USD 2,2 miliar di tahun ini dari implementasi B20 yang mulai dilaksanakan besok. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong sektor pariwisata untuk menggenjot devisa dari turis.
"Tentu semuanya telah kami perhitungkan," katanya.