Rupiah Menguat Imbas Kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Quick Count Pilpres

18 April 2019 12:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini menguat. Beberapa ekonom menyebut, penguatan tersebut sejalan dengan hasil perhitungan cepat (quick count) di sejumlah lembaga survei.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perdagangan Reuters siang ini pukul 12.00 WIB, dolar AS berada di level Rp 14.025 per dolar AS, menguat dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang menyentuh level Rp 14.105 per dolar AS. Bahkan, rupiah sempat menguat ke level Rp 13.995 per dolar AS pada pukul 09.16 WIB.
Ekonom PT Bank DBS Indonesia Masyita Crystallin mengatakan, penguatan rupiah hari ini merupakan dampak positif lancarnya Pemilu 2019 dan hasil perhitungan cepat yang sejalan dengan ekspektasi investor. Selain itu, para investor pun sudah memperhitungkan nilai kurs yang menguat hari ini (priced in).
"Optimisme setelah Pemilu sangat terkait dengan kemungkinan hasil Pemilu yang 'inline' dengan hasil survei beberapa lembaga sebelum Pemilu. Dan ini sesuatu yang wajar dan expected. Bisa jadi sebagian dari upside terhadap rupiah ini sudah priced in sebelumnya," ujar Masyita kepada kumparan, Kamis (18/4).
Rupiah menguat ke Rp 13.000-an. Foto: Dok. Reuters
Investor obligasi juga dinilai cukup optimistis dengan Indonesia, terutama di obligasi jangka panjang. "Dan setelah quick count keluar mulai mengalihkan dolar AS ke rupiah," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun menurutnya, masih ada sejumlah pekerjaan pemerintah untuk membenahi neraca perdagangan dan pembayaran. Adapun selama kuartal I 2019, neraca dagang Indonesia masih mencatatkan defisit USD 0,9 miliar, sementara neraca pembayaran sepanjang 2018 defisit USD 7,1 miliar sepanjang 2018.
"Ke depannya yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan pembayaran," jelasnya.
Ekonom PT Bank Danamon Tbk Dian Ayu juga menyebut, penguatan rupiah kali ini akibat Pemilu yang berjalan lancar serta hasil quick count yang sejalan dengan perkiraan investor.
"Ini pengaruh positif usai Pemilu yang berjalan lancar. Karena situasi politik sudah lebih jelas investor sudah bisa memperhitungkan keputusan investasinya ke depan," tambahnya.