Saham Turun Terus, Saratoga Siapkan Rp 110 Miliar untuk Buyback

22 Mei 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2018 di Adaro Institute, Rabu (22/5). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2018 di Adaro Institute, Rabu (22/5). Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) tengah berupaya menahan penurunan nilai saham yang terjadi beberapa waktu belakangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan Saratoga Lany Djuwita Wong mengatakan, untuk mengatasi hal tersebut pihaknya akan mengambil opsi melakukan pembelian kembali saham atau buyback.
Buyback dilakukan karena dua alasan, yakni untuk menjaga investasi jangka panjang bagi para karyawan. Kedua, untuk menjaga nilai saham perusahaan yang terus turun,” ungkap Lany di Adaro Institute, Jakarta, Rabu (22/5).
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Lany menjelaskan, perseroan akan melakukan buyback sebanyak 20 juta lembar saham. Untuk aksi korporasi ini, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp 110 miliar. Keputusan tersebut juga telah mendapat restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar hari ini.
Kemarin, saham perusahaan investasi milik Sandiaga Uno tersebut terpantau turun 3,08 persen ke posisi Rp 3.780. Hari ini, saham SRTG terpantau bergerak di level yang sama. Siang tadi, saham SRTG sempat naik tipis ke level Rp 3.800. Sore ini, saham SRTG ditutup stagnan di level Rp 3.780.
ADVERTISEMENT
Informasi saja, buyback merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan membeli kembali saham perusahaan tersebut yang telah beredar di publik. Dengan kata lain, perusahaan menginvestasikan dana mereka pada perusahaannya sendiri.
Tindakan buyback ini bisa dilakukan dengan persetujuan dari rapat umum pemegang saham ketika kondisi pasar sedang berfluktuasi secara signifikan.