Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
PT MRT Jakarta tak ingin berpuas diri setelah beroperasinya layanan fase I rute Bundaran HI-Lebak Bulus. Berbagai fasilitas untuk mempermudah penggunaan layanan MRT saat ini sedang dikembangkan, salah satunya terkait tiket masuk.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengungkapkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan meluncurkan pembayaran dan pembelian tiket MRT menggunakan teknologi dan aplikasi berbasis Kode Respons Cepat (Quick Response Code/ QR Code).
“Nanti MRT dalam waktu tak terlalu lama akan mencanangkan atau meluncurkan selain pembayaran menggunakan kartu, kita juga menggunakan QR Code,” kata William kepada program The CEO kumparan di Kantor Pusat MRT Jakarta, Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
William menjelaskan peluncuran tiket berbasis QR Code akan dilakukan dalam 1 - 2 bulan ke depan.
Untuk memuluskan rencana itu, MRT Jakarta akan menggandeng penyedia layanan pembayaran nontunai.
“QR Code dan bayarnya dengan model-model uang elektronik misal LinkAja, GoPay, Ovo, dan lain-lain,” ujar William.
William menjelaskan penggunaan QR Code untuk tiket MRT ini sebenarnya sudah diterapkan di China. Dengan pembayaran melalui QR Code ini, pengguna kereta bisa makin mudah memanfaatkan fasilitas MRT.
ADVERTISEMENT
“QR Code di Beijing sudah menggunakan. Itu sudah sangat maju. Kita mulai khusus untuk transportasi, kita akan mulai uji coba karena kebutuhannya ke situ, karena semua masyarakat sudah pakai itu semua,” tutur William.
William menjelaskan apabila inovasi itu sudah diluncurkan di Indonesia, para pengguna MRT harus memastikan saldo di uang elektronik di ponsel pintarnya cukup. Setelah itu, aplikasi QR Code di ponsel bisa ditempelkan pada mesin pemindai di pintu masuk setiap stasiun MRT.
“(Scan) di pintu. Jadi kalau istilahnya kalau nanti itu yang kita siapkan paling enggak untuk MRT dulu. Jadi kita baru desain untuk MRT, ke depannya kita bisa integrasikan dengan yang lain-lain,” terang William.
William mencontohkan integrasi yang dimaksudnya seperti dengan Transjakarta. Ia menjelaskan tidak menutup kemungkinan tiket antara MRT dan Transjakarta bisa disatukan sehingga penumpang cukup membayar 1 kali.
William mengaku untuk mewujudkan hal itu, pihak-pihak terkait khususnya Dinas Perhubungan DKI Jakarta sedang melakukan kajian lebih dalam lagi.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau kita naik publik transport tidak perlu bayar Transjakarta, MRT, LRT tapi ada namanya tarif yang disatukan. Tapi yang sedang kita dorong ini adalah menyiapkan sebuah ekosistem pembayaran tiket yang basisnya adalah mobile application,” ungkap CEO MRT Jakarta, William Sabandar.