Selain dari Perbankan, UMKM Bisa Cari Pembiayaan Lewat Fintech

28 September 2018 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk UMKM Asal Lhokseumawe, Aceh (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu industri yang terus didukung pemerintah agar maju, terutama untuk go online dengan menjual produk mereka di marketplace. Adapun untuk pembiayaan, UMKM bisa mencari opsi pendanaan dari financial technology (fintech).
ADVERTISEMENT
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary mengatakan, pembiayaan dari fintech bisa menjadi opsi pelaku UMKM selain pinjaman dari perbankan.
"Sekarang ada fintech. Tapi memang kita mesti hati-hati pada saat ditawarkan fintech. Harus yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata dia dalam diskusi jualan online di Kriyanusa 2018, JCC, Jakarta, Jumat (28/9).
Soal suku bunga fintech, menurut Septriana, pelaku UMKM tidak perlu khawatir. Sebab, menurutnya, tidak jauh beda dengan suku bunga perbankan.
"Hampir sama kok perbankan. Kan fintech terdaftar juga di OJK. Tidak khawatir," lanjutnya.
Pemerintah menargetkan sebanyak 2,7 juta UMKM akan go online tahun ini. Mereka akan menjual produk-produk khas ke marketplace seperti blibli.com. Septriana mengatakan, hingga tahun lalu, UMKM yang sudah go online sebanyak 4,6 juta.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan Kominfo sendiri, tapi kita kerja sama dengan 41 marketplace. (Tahun lalu) sudah 4,6 juta UMKM yang go online. Tahun ini 2,635 juta yang sudah kita gerakkan," katanya.
Secara kesuluruhan, jumlah UMKM di Indonesia ada 59,6 juta. Dari jumlah itu, diakui Septriana, target pemerintah hingga 2020 sebanyak 8 juta UMKM sudah go online di marketplace.
Dengan berjualan di marketplace, menurutnya, bisa meningkatkan pendapatan penjual hingga 80 persen. Berjualan di platform jual beli online juga tidak perlu tempat dan jangkauan luas.
Di tahun 2020, kata Septriana, transaksi keseluruhan dari e-commerce di Indonesia ditargetkan USD 130 miliar. Hal ini bisa tercapai jika UMKM yang go online lebih banyak.
ADVERTISEMENT
"Nilai transaksi di UMKM go online itu sebanyak-banyaknya karena kita enggak pernah tahu. Jadi harusnya sih asumsi kita sudah setengah dari USD 300 miliar dari semua transaksi yang terkait marketplace," katanya.