Seperti Tahun 2013, Dampak Penutupan Pemerintah AS ke Ekonomi RI Minim

20 Januari 2018 18:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Amerika Serikat (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Amerika Serikat (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Amerika Serikat (AS) resmi ditutup. Penutupan ini akhirnya berdampak dengan tidak beroperasinya sejumlah departemen.
ADVERTISEMENT
Pemerintah AS resmi menerapkan 'Goverment Shutdown' pada Sabtu (20/12) waktu setempat, setelah Senat AS gagal mencapai kesepakatan terkait dana operasional pemerintah. Dilansir Reuters, pemerintah gagal mendapatkan 60 suara dari para senator untuk menunda penutupan layanan pemerintah hingga 16 Februari. Senator dari Partai Republik sudah mengumpulkan 51 suara namun gagal melobi senator Partai Demokrat untuk mencapai 60 suara.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Mari Elka Pangestu berpendapat tutupnya pemerintah AS tidak akan terlalu berdampak bagi ekonomi Indonesia.
"Kalau gunakan pengalaman Shutdown 2013 minim dampaknya," ungkap dia kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (20/1).
Meskipun banyak departemen yang ditutup, untungnya Departemen Perdagangan AS tetap buka. Artinya kegiatan perdagangan antara Indonesia dan AS masih tetap berjalan normal tanpa ada gangguan.
AS Shutdown. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
AS Shutdown. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
"US Shutdown terkait trade (perdagangan) mungkin tidak langsung berdampak kecuali terkait ada lisensi impor yang terganggu karena pejabat Departemen Perdagangan 90% masuk kerja dan International Trade Administration. Namun karena Treasury (Kementerian Keuangan) kira-kira 55% (pegawai) diliburkan karena Shutdown bisa terganggu urusan pajak dan verifikasi info pajak ke bank," paparnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun 2013. Pada saat itu, Departemen Perdagangan AS tutup akibat Shutdown yang mengakibatkan kegiatan perdagangan antara Indonesia dan AS sedikit terganggu.
"Di 2013 ekspor AS untuk produk teknologi dan alkohol yang mengalami masalah delay. Sedangkan untuk kegiatan impornya yang dilakukan business to business, kalau Bea Cukainya yang terpengaruh baru ada dampak ke ekspor kita. Bea cukai untuk clearance of goods," sebutnya.