Siap IPO, Mahkota Group Tawarkan Harga Rp 200-250/Saham

22 Juni 2018 11:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers PT Mahkota Group di Pacific Place (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers PT Mahkota Group di Pacific Place (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang bergerak di industri pengolahan kelapa sawit, PT Mahkota Group tengah bersiap-siap untuk menjadi perusahaan publik dengan melepas saham melalui skema Initial Public Offering (IPO). Perusahaan rencananya akan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli mendatang.
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal Sumatra Utara ini akan melepas sebanyak 703.688.000 lembar saham atau sekitar 20% dari total modal yang ditempatkan setelah IPO. Adapun harga saham yang akan ditawarkan ke publik di kisaran Rp 200-250 per saham.
"Kita mau tawarkan saham perusahaan kita ke publik ke relasi dan terutama ke karyawan kita karena telah membantu pengembangan bisnis perusahaan. Jadi bukan hanya sekadar rasa memiliki tapi betul-betul memiliki saham perusahaan sehingga bisa mengembangkan bisnis perusahaan bertaraf internasional," kata Direktur Utama Mahkota Group Usli saat konferensi pers di Hotel Pacific Place, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (22/6).
Dengan demikian, perusahaan menargetkan bisa meraih dana segar sekitar Rp 140,73 miliar-Rp 175,92 miliar dari aksi korporasinya ini. Rencananya, dana tersebut akan digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnis perusahaan ke depan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi IHSG (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Rinciannya, 60% akan digunakan perusahaan untuk pengembangan industri hilir melalui investasi ke anak usahanya yaitu PT Mutiara Unggul Lestari (MUL), PT Intan Sejati Andalan (ISA) yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik refinery dan Kernel Crushing Plant. Sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja.
"100% dana yang didapatkan akan kita gunakan pengembangan usaha," kata dia.
Usli mengaku optimistis di tahun ini pertumbuhan perusahaan perkebunan kelapa sawit cukup baik. Apalagi ia memperkirakan produksi CPO di Indonesia akan tumbuh 7% year-on-year (yoy) di 2018.
"Indonesia merupakan negara produsen CPO terbesar di dunia. Apalagi sekarang Uni Eropa sudah mencabut larangan sawit hingga 2030 ini tentunya menjadi prospek yang baik," kata dia.
ADVERTISEMENT
Untuk memuluskan aksi korporasinya ini, perusahaan telah mendapuk PT Panin Sekuritas sebagai underwriter. Adapun masa penawaran sendiri akan dilaksanakan 3-9 Juli 2018.