SMF Bidik Pendanaan Rp 9 Triliun Tahun Ini
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Jadi penyaluran pinjaman ada yang setahun 2-3 (kali), kebetulan tahun depan (2019) ada yang jatuh tempo. Sehingga untuk pertahankan outstanding (penyaluran) maka perlu pertumbuhan. (Seperti) neraca ketika ada yang jatuh tempo harus ada yang digantikan dengan penerbitan surat utang. Makanya fungsinya adalah balancing," ungkap Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, usai konferensi pers di Rumah Makan Seribu Rasa, Jakarta Selatan, Senin (21/1).
Pendanaan tersebut didapatkan dari penerbitan obligasi atau surat utang berupa Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk) dan Medium Term Note (MTN). Adapun penerbitan surat utang akan bervariasi tergantung kondisi pasar maupun tren suku bunga. Pihaknya berencana akan menerbitkan tiga sampai empat kali surat utang di tahun ini.
"Rp 9 triliun kami pede. Makanya ada direncanakan strategi yang pertama kami akan melihat timing. Jadi apakah lagi banyak yang menerbitkan, kedua seperti 2018, Rp 9 triliun tidak semuanya obligasi, bisa MTN dan surat utang lain. Kira-kira komposisinya tergantung balik lagi timing dan kondisi market," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu saat ini, SMF berperan dalam mengurangi beban fiskal pemerintah dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP. Sehingga pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90 persen.
“Dengan adanya dukungan SMF, jumlah rumah yang akan dibiayai meningkat dari semula 60 ribu unit menjadi 72 ribu. Hal ini memberikan dampak positif yaitu semakin banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR FLPP di samping adanya penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect,” tutupnya.