Sri Mulyani: Capital Outflow Bikin Investasi Asing di 2018 Anjlok

31 Januari 2019 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2018 turun 8,8 persen menjadi Rp 392,7 triliun, dibandingkan 2017 senilai Rp 430,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anjloknya realisasi penanaman modal asing merupakan dampak dari gejolak perekonomian sepanjang 2018.
“Guncangan sepanjang 2018 mempengaruhi berbagai sentimen, keseluruhan negara di dunia alami capital outflow. Tentu ada dampaknya terhadap Foreign Direct Investment, juga investasi jangka pendek,” kata Sri Mulyani di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1).
Terjadinya arus modal keluar memang terjadi pada tahun lalu. Menurut Sri Mulyani, gejolak ekonomi global pada tahun lalu membuat investor melakukan analisa terhadap kondisi perekonomian suatu negara untuk memutuskan mereka akan berinvestasi atau tidak.
Meski demikian, Sri Mulyani berkomitmen pemerintah akan terus menggunakan instrumen-instrumen kebijakan untuk mendorong investasi secara sehat, di antaranya memaksimalkan kebijakan insentif pajak seperti tax allowance dan tax holiday.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Selain itu, pemerintah juga bakal memastikan kemudahan untuk kegiatan ekspor dan impor barang. Investasi juga akan didorong melalui berbagai infrastruktur yang terus dibangun. Hal tersebut menurut Sri Mulyani telah dilakukan dan akan terus dijaga oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani, kebijakan sebenarnya sudah memberikan hasil positif bagi Indonesia. Buktinya, kata dia, meskipun 2018 terjadi turbulensi ekonomi, namun di akhir tahun terjadi normalisasi pada aliran dana ke Indonesia.
Selain itu, meski PMA anjlok, Sri Mulyani memastian bahwa investasi dalam negeri masih terjaga baik. Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit masih di atas 11 persen.
“Kemampuan sektor capital market dan bond market financing dari capital spending swasta juga positif. Jadi kami jaga momentum supaya 2019 lebih baik,” tandasnya.