Sri Mulyani Curhat Dana Riset Masih Andalkan APBN, dari Swasta Minim

31 Juli 2019 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Anggaran riset Indonesia saat ini masih didominasi dari APBN sedangkan dari swasta sangat minim. Tidak hanya itu, anggaran riset Indonesia masih termasuk yang terendah di Asia, hanya setara 0,25 persen dari produk domestik bruto nasional.
ADVERTISEMENT
Sedangkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah mengalokasikan sebesar 2 persen dari PDB. Hal ini yang dikeluhkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Society kita kontribusinya terhadap kegiatan penelitian masih didominasi pemerintah. 66 persen dari total belanja penelitian di Indonesia itu dari pemerintah. Peranan swasta hanya 10 persen," keluh Sri Mulyani di Energy Building, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/7).
Sri Mulyani bilang seharusnya pembiayaan riset suatu negara didominasi oleh swasta. Lihatlah negara-negara maju di dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
"Di negara OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) kebalik. swasta itu 70 persen. Ini menunjukan adanya perbedaan dominasi pemerintah atau kurang partisipasi swasta," sebutnya.
Sri Mulyani menambahkan, minimnya insentif yang diberikan kepada swasta sebelumnya untuk pembiayaan riset menjadi alasan utama masih kurangnya peranan swasta. Untuk itu, pemerintah baru-baru ini mengeluarkan aturan pengurangan pajak luar biasa (super deductible tax) khusus untuk penelitian dan program vokasi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu dari pemerintah sendiri tahun ini menganggarkan Rp 492 triliun untuk biaya pendidikan. Dari jumlah itu Rp 35,7 triliun untuk pendanaan penelitian.
"Pemerintah memberikan insentif karena ingin menyeimbangkan kontribusi pendanaan research yang tidak melulu dari pemerintah," ucapnya.