Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani baru saja mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (13/8). Rapat tersebut membahas berbagai hal, salah satunya pelemahan mata uang yuan dan dampak yang ditimbulkan ke perekonomian di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Usai mengikuti rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia perlu memahami dinamika yang terjadi di perekonomian global khususnya implikasi dan risikonya.
"Tadi sudah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Menko Perekonomian, mengenai sejarah pergerakan nilai tukar yuan dan bagaimana perkembangan terkait di mana mereka menembus 7 yuan per dolar AS. Apakah itu dianggap sebagai awal dari suatu terjadinya persaingan dari sisi currency," kata Sri Mulyani di lokasi.
Menurut Sri Mulyani , pelemahan nilai tukar yuan mau tak mau akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia, baik ke nilai tukar rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Terlebih, saat yuan melemah, maka barang-barang dari China akan lebih murah dan ini akan menekan persaingan harga terhadap produk-produk dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Transmisi dari pengaruh global ini suka atau tidak suka pasti akan terasa, entah dari nilai tukar rupiah kita yang akan terpengaruh, indeks harga saham kita, bonds yield kita, SBSN kita, itu semua akan berpengaruh," jelasnya.
Namun, untuk menghadapi persoalan itu, dia menegaskan, perlu memacu tingkat investasi di Indonesia. Sehingga, pertumbuhan ekonomi bisa sesuai dengan yang diharapkan.
"Faktor fundamental bagi Indonesia untuk tetap bisa tumbuh mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen tanpa menimbulkan kerapuhan dengan lingkungan global yang sangat volatile ini, maka kita harus meyakinkan bahwa pertumbuhan itu harus dipacu dari investasi," kata Sri Mulyani .
Sementara, untuk kebijakan investasi dari Indonesia nanti dia merujuk pada peningkatan sumber daya manusia, kualitas infrastruktur yang menjadikan nilai tawar tersendiri. Sehingga para investor bisa tertarik berinvestasi di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Kalau daya tarik investasi berasal dari kualitas infrastruktur kita, sumber daya manusia kita, termasuk tenaga kerja kita, apakah mereka punya skill, produktivitasnya tinggi, kemudian policy mengenai masalah investasi, bagaimana investasi di Indonesia dan mungkin insentif yang sudah diberikan," pungkasnya.