Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemerintah mewaspadai dampak serangan ke kilang minyak milik Saudi Aramco pada harga minyak di Indonesia. Apalagi BUMN migas Arab Saudi tersebut merupakan salah satu pemasok minyak untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dua kilang minyak milik BUMN migas Arab Saudi, Saudi Aramco, diserang pada Sabtu (14/9). Terganggunya fasilitas pengolahan minyak tersebut membuat dunia kehilangan pasokan sebanyak 5,7 juta barel per hari.
"Jadi disruption ini akan menimbulkan kenaikan (harga). Dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (16/9).
Menurutnya, serangan tersebut tak hanya berdampak pada fluktuasi harga minyak di Indonesia, tapi juga di sejumlah negara lainnya. Untuk itu, Sri Mulyani akan meminta kejelasan dari pihak Saudi Aramco, apakah nantinya minyak untuk Indonesia bisa disuplai dari cadangan minyak mereka.
"Kita harus melihat kejelasan seberapa cepat mereka recover, maka yang muncul adalah berapa banyak yang suplai minyak, apa bisa disuplai oleh cadangan minyak mereka," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun masih terus mewaspadai seberapa besar dampak dari penyerangan kilang itu ke pasokan minyak Indonesia. Hal ini diperlukan agar pemerintah bisa mengambil tindakan selanjutnya.
"Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," kata Sri Mulyani .
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Suahasil Nazara menuturkan, serangan ke kilang minyak Saudi Aramco itu akan berdampak ke harga. Namun dia belum bisa memastikan, seberapa jauh dampaknya ke APBN 2019.
"Itu mesti kita waspadai betul, karena sebagian suplai minyak kita dari sana. Saya yakin pemerintah Arab Saudi punya contingency plan. Kita rasa akan berdampak ke harga," tambahnya.
Serangan terhadap dua kilang minyak milik Aramco di Arab Saudi, membuat harga minyak mentah dunia terkerek. Dilansir Reuters, usai pengeboman yang terjadi pada Sabtu (14/9) waktu setempat, harga minyak dunia naik lebih dari 15 persen pada pembukaan perdagangan Minggu (16/9).
ADVERTISEMENT
Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak empat bulan terakhir. Minyak mentah berjangka Brent melonjak lebih dari 19 persen ke sesi tinggi USD 71,95 per barel pada pembukaan, sementara minyak mentah AS naik lebih dari 15 persen ke sesi tinggi USD 63,34 per barel.
Kenaikan cukup tinggi terjadi karena aksi pengeboman itu telah menggangu produksi Aramco yang kehilangan 5,7 juta barel minyak mentah. Angka itu setara 5 persen produksi minyak dunia.