Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Sriwijaya Air di Bandara Biak Foto: Sari Kusuma Dewi/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1500524433/rasuwev9zzhiypic5qqb.jpg)
ADVERTISEMENT
Maskapai Sriwijaya Air kini makin gencar menggaet penumpang dari segmen pasar milenial. Utamanya, melalui cara pemesanan secara online.
ADVERTISEMENT
Target penumpang Sriwijaya Air via online pada tahun 2019 yaitu 1 juta penumpang. Sedangkan, tahun lalu hanya sekitar 300 ribu penumpang. Adapun total penumpang secara keseluruhan sekitar 12 jutaan pada tahun 2018.
Direktur Niaga Sriwijaya Air Joseph Tendean menjelaskan, upaya pencapaian target penumpang itu optimistis diraih. Sebab, Sriwijaya Air baru saja meluncurkan aplikasi digital, Sriva, yang dimungkinkan bakal meningkatkan daya tarik penumpang.
Di aplikasi itu, ia menyebut, penumpang akan mendapatkan pengalaman yang menarik untuk memesan tiket. Mulai dari kemudahan teknologi berbasis virtual assistance yang siap melayani 24 jam hingga berbagai diskon harga menggiurkan.
“Kita tahu milenial enggak lepas dari gadget. Ada 90 juta milenial, sangat beralasan kita melakukan peningkatan (bisnis) dari mobile apps kita,” ujarnya di Hotel Morrisey, Jakarta, Senin (15/7).
Joseph juga menyebut, aplikasi itu juga akan terus dikembangkan dengan fitur-fitur menarik. Misalnya saja, layanan one stop service mulai dari pendaftaran anggota GarudaMiles, redemption miles dan kalkulator perhitungan miles tiap rute hingga pemesanan hotel serta paket wisata.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, metode pembayaran pun juga bakal terus dikembangkan. Saat ini, ada 5 channel pembayaran mulai dari Kartu Kredit, ATM, E-Banking serta siap menyusul dalam waktu dekat pembayaran melalui OVO dan LinkAja.
Joseph berpendapat, inovasi untuk menggaet penumpang itu diperlukan. Tak hanya untuk meningkatkan kapasitas bisnis perseroan, namun juga agar bisa berkompetisi dengan maskapai lainnya.
“Persaingan itu enggak harus serta merta di harga, enggak hanya di pelayanan. Jadi experiences dari awal pada saat dia booking lihat harga pengalaman itu ada,” tandasnya.