Strategi Berdikari Besarkan Bisnis Ayam

8 September 2019 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandang ternak ayam yang masih beroperasi di Dusun Gluntung, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kandang ternak ayam yang masih beroperasi di Dusun Gluntung, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Berdikari (Persero) mulai menjalankan bisnis baru di sektor perunggasan sejak tahun 2018 lalu. Targetnya, Berdikari ingin menjadi salah satu perusahaan integrator ayam terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sama seperti perusahaan integrator ayam lainnya, Berdikari akan membangun bisnis dari hulu hingga hilirnya.
“Kita mau seperti integrator sekarang. Kita akan mau menjadi pemain bisnis ayam yang terintegrasi. Dari hulu ke hilir, tetapi hilirnya kemitraan,” ujar Dirut PT Berdikari (Persero), Eko Taufik Wibowo, kepada kumparan, Minggu (8/9).
Untuk saat ini, Berdikari sudah mampu memproduksi anak ayam atau Days Old Chicken.m Parent Stock (PS) sebesar 100 ribu ekor per bulan dengan Final Stock (FS) sekitar 50 ribu ekor per bulan. Sedangkan impor bibit indukan ayam atau Grand Parent Stock (GPS) mencapai 60 ribu ekor.
Peternakan ayam petelur di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo. Peternak mengeluhkan kenaikan harga pakan. Foto: kumparan
“Untuk investasi kita masih mampu. Kondisi (kandang) sewa sekarang dan masih efisien. Bisnis ayam ini baru dimulai 2018 awal karena instruksinya kita masuk ayam. Dulu masuk hanya di (produk) hilir,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Berdikari juga akan memiliki pabrik pakan ayam. Untuk hal ini, perusahaan siap mengakuisisi perusahaan pabrik pakan ayam. Modal sekitar Rp 100 miliar sudah disiapkan.
“Rencana kita mau bikin pabrik pakan kita akan akuisisi di 2020 minimal untuk produk ayam kita sendiri. Kita lagi survei pabrik pakan yang mau diakuisisi. Investasi, mungkin 30 persen internal dan 70 persen pinjaman,” tutupnya.