Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Susi: 6 Presiden dan 1.900 Delegasi Hadir di Our Ocean Conference 2018
22 Oktober 2018 13:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya menggelar pertemuan Our Ocean Conference 2018 . Adapun pertemuan internasional tersebut akan berlangsung di Nusa Dua, Bali , pada 29-30 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan sejumlah presiden, menteri dan delegasi dari berbagai negara menyatakan hadir pada pertemuan tersebut. Selain dari unsur pemerintah turut hadir LSM/NGO, sektor swasta, public figure, dan sebagainya.
"Ada 7 head of state, dari 7 head of state itu 6 presiden, yang satu wakil presiden. Ada 36 menteri yang sudah confirm, kemungkinan nambah lagi karena Marshal Island baru konfirmasi presidennya hadir jadi mungkin menterinya hadir. Dan total semua 1.900 (delegasi), ada 200 civil society seperti WWF dan banyak organisasi masyarakat lainnya," ungkap Susi usai rapat terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10).
Susi menjelaskan gelaran Our Ocean Conference 2018 ini merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya dan pertama kalinya dilaksanakan di Asia. Pada Our Ocean Conference pertama dan kedua di tahun 2014 dan 2015, Amerika Serikat terpilih sebagai tuan rumah. Sedangkan Our Ocean Conference ketiga di tahun 2016 giliran Chile menjadi penyelenggara. Selanjutnya Malta terpilih sebagai tuan rumah Our Ocean Conference keempat di tahun 2017. Setelah Indonesia menjadi tuan rumah di Our Ocean Conference 2018 ini, tahun depan Norwegia yang akan menjadi penyelenggara.
ADVERTISEMENT
"Seperti kebiasaan Our Ocean Conference, kita kan sekarang yang kelima, besok keenam di Norwegia," sebutnya.
Dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada enam bidang aksi yang akan diusung, di antaranya perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries) ; kawasan lindung laut (marine protected area); pencemaran laut (marine pollution); perubahan Iklim (climate change); ekonomi biru berkelanjutan (sustainable blue economy); dan keamanan maritim (maritime security).
"Udah itu aja," ucapnya.
Bagi Susi, gelaran Our Ocean Conference sangat penting bagi Indonesia. Indonesia yang menjadi poros maritim dunia akan menyuarakan isu-isu penting dan sensitif terutama mengenai illegal fishing dan perubahan iklim. Namun bagi Susi, yang penting dari pertemuan ini adalah harus ada keputusan konkret , tidak hanya sekadar pertemuan.
"Kita ini pemilik salah satu laut terbesar. Tentunya apa saja kebijakan internasional akan berpengaruh kepada kita karena kita pemilik laut terbesar kedua di dunia," jelas Susi.
ADVERTISEMENT