Target Laba Bersih Waskita Karya Tahun Ini Stagnan Rp 4 Triliun

4 Januari 2019 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung PT Waskita Karya. (Foto: Facebook/PT.Waskita karya)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung PT Waskita Karya. (Foto: Facebook/PT.Waskita karya)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan BUMN konstruksi, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) pada tahun ini menargetkan bisa mendapat kontrak baru senilai Rp 56,6 triliun. Dengan demikian, total nilai kontrak yang akan digarap sepanjang 2019 bisa mencapai Rp 121,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra, mengatakan dari total nilai kontrak tersebut, perusahaan membidik laba bersih senilai Rp 4 triliun, turun dibandingkan tahun 2018 yang diprediksi bisa mencapai Rp 4,3 triliun (unaudited).
“Kenapa 2019 target laba kita flat. Kita prediksi ada beberapa tol akan beroperasi. Tol baru operasi kita harus mengalokasikan top up untuk operasinya,” kata Putra di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (4/1).
Meski demikian, Putra mengatakan perseroan tidak akan menjadi operator tol, namun hanya berperan sebagai pengembang. Sehingga nantinya ruas-ruas tol garapan Waskita bakal didivestasikan. Jika divestasi tersebut lancar, maka laba bersih perusahaan tahun ini bisa naik.
“Kalau seandainya divestasi lancar bisa naik (laba bersihnya) karena utang berkurang. Ini (target laba bersih flat) kita jaga-jaga kalau ada beberapa tol divestasi mundur,” ujarnya.
Paparan Kinerja PT Waskita Karya (Persero). (Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan Kinerja PT Waskita Karya (Persero). (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Menurut Putra, dia kini tengah berdiskusi dengan institusi keuangan, baik dengan kreditor maupun konsultan keuangan. Tujuannya agar perseroan bisa mengatur keuangan menjadi lebih sehat. Terutama untuk mendivestasi semua tol milik perseroan.
ADVERTISEMENT
“Kalau divestasi tidak berjalan maka Waskita Karya tidak mampu investasi. Kami masuk ke dalam tol menjadi developer bukan operator. Kami membangun dan mencari keuntungan bukan jadi operator,” ujarnya.
Meski demikian, Putra mengaku belum dapat memastikan kapan divestasi tersebut bakal terealisasi.
“Kapan realisasinya saya juga enggak tahu. Apapun skema-skema yang akan diambil, kita sampaikan dan diskusikan dengan pemilik modal jalan tol, sehingga legalitasnya dari awal sudah dikawal,” tandasnya.