Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tawarkan Saham IPO Rp 375-Rp 450/Lembar, Sky Energy Incar Rp 91 Miliar
20 Februari 2018 16:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Perusahaan yang bergerak sebagai produsen modul surya, PT Sky Energy Tbk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering). Saham baru yang dikeluarkan dari dalam simpanan (portepel) perseroan sebanyak-banyaknya 203.256.000 lembar saham atau mewakili sekitar 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
ADVERTISEMENT
Harga penawaran saham perdana ini adalah Rp 375 sampai Rp 450 per saham. Artinya, perseroan mengharapkan untuk mendapatkan dana sebesar Rp 76,2 miliar hingga Rp 91,5 miliar dari IPO ini.
Direktur Utama PT Sky Energy Tbk Jackson Tandiono mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk belanja modal.
“Kami akan gunakan untuk pembelian mesin dan peralatan, seiring dengan pengembangan kegiatan usaha, pembelian tanah, serta penambahan area produksi. Hal ini dilakukan untuk menambah kapasitas produksi perseroan, karena bertambahnya permintaan dari dalam dan luar negeri,” jelasnya di Energy Bulding, Kawasan SCBD Jakarta, Selasa (20/2).

Menurut Jackson, prospek usaha di pasar lokal sangat besar karena lokasi geografis Indonesia sangat strategis untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Apalagi, pemerintah telah menargetkan peningkatan bauran energi terbarukan dari 5% menjadi 23% pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
“Dari target bauran energi terbarukan 23% ini, bagian dari energi surya adalah sebesar 5.000 MWp di 2019 dan 6.400 MWp di tahun 2025. Jadi prospek usaha lokal masih sangat besar,” katanya.
Jadwal sementara masa penawaran ini akan diadakan pada tanggal 15 hingga 21 Maret, sementara perseroan mengharapkan dapat listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Maret 2018.