Tim Prabowo-Sandi: Pemerintah 'Candu' Dana Asing, Ingatkan Krisis 1998

10 April 2019 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi tiba di Bidakara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi tiba di Bidakara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi, menyoroti derasnya dana asing yang masuk ke Indonesia dalam jangka pendek. Bahkan saat ini pemerintah dinilai seperti kecanduan dana asing untuk menutup defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
ADVERTISEMENT
Anggota Tim Ekonomi BPN, Anthony Budiawan, mengatakan CAD memang bisa ditutup dengan dana asing yang masuk. Namun jika hal ini dilakukan terus-menerus, akan berdampak krisis seperti yang terjadi pada tahun 1998, di mana asing menarik dananya dari Indonesia.
"Jadi semacam candu nantinya nih ya. Jadi kalau tidak, itu kita masalah gitu. Makanya harus kita atasi. Kalau asing diperbesar lagi, maka ke depannya makin lama ekonomi kita makin tergantung itu," kata Anthony di Hotel Millennium Sirih, Jakarta, Rabu (10/4).
Menurut dia, untuk menutup CAD bisa dilakukan dengan membenahi fundamental ekonomi. Salah satu faktor yang memperlebar CAD adalah defisit neraca perdagangan yang di tahun lalu merupakan yang terburuk sepanjang sejarah.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Untuk itu, ekspor dan impor seharusnya bisa dikurangi. Anthony pun menegaskan, Prabowo-Sandi akan memperbaiki fundamental ekonomi tersebut agar dana Indonesia tak lagi bergantung dana asing.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan pemerintah sekarang mengatakan 'Oke asing ayo masuk, ayo masuk', sehingga kita punya yang lokalnya ditinggalkan," kata dia.
Sepanjang 2018, CAD mencapai 2,98 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini mendekati batas maksimal IMF sebesar 3 persen terhadap PDB. Namun jika dilihat per kuartal, CAD di kuartal III dan IV 2018 bahkan telah mencapai masing-masing 3,27 persen dan 3,57 persen terhadap PDB.
"Kita hanya bisa kompensasi dengan masuknya financial account dan investasi, khususnya portofolio, kalau tidak rupiah pasti tertekan. Ini harus diatasi," tambahnya.