Tingkat Keterisian Apartemen di Jakarta Selama 2018 Hanya 69,8 Persen

9 Januari 2019 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan properti komersil multinasional, Colliers International Indonesia, mencatat tingkat keterisian apartemen yang ada di Jakarta selama tahun 2018 hanya 69,8 persen, atau turun 1,4 persen dibanding 2017.
ADVERTISEMENT
Menurut Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, salah satu penyabab tingkat keterisian yang menurun itu karena lemahnya permintaan sewa dari ekspatriat.
"Karena selama ini memang banyak ekspatriat yang menyewa apartemen di Jakarta. Selain itu jumlah apartemen juga bertambah, tapi permintaan menurun," ucapnya dalam paparan di Gedung WTC, Jakarta, Rabu (9/1).
Dia menyebut, rata-rata harga apartemen selama 2018 ialah Rp 33,8 juta per meter persegi, atau naik 2,5 persen dibanding 2017. Hal itu yang membuat apartemen hanya terjangkau ke masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.
Apartemen Kalibata City. (Foto: Instagram@aidabaladrap's)
zoom-in-whitePerbesar
Apartemen Kalibata City. (Foto: Instagram@aidabaladrap's)
Sementara jumlah investor yang membeli unit apartemen untuk kembali disewakan ke pengguna lain juga tidak banyak. Sebab tingkat pengembalian modal dari bisnis penyewaan apartemen terbilang lambat dan rendah.
ADVERTISEMENT
"Sekarang dibandingkan saja, imbal hasil retail saving bonds SBR004 itu 7,1 persen, ORI015 itu 7 persen, dan deposito bisa 6,5 persen. Kalau apartemen yield itu hanya 5,5 persen, berisiko lagi," kata Ferry.
Hingga akhir 2018, terdapat 201.817 unit apartemen di DKI Jakarta. Dari angka itu, sebanyak 17.524 adalah unit apartemen baru di 2018. Di 2019, pihaknya memprediksi tingkat keterisian apartemen di Jakarta tak naik banyak.
"Karena biaya service apartemen itu berat ya, ditambah lagi jumlah ekspatriat yang turus menurun. Harga kemungkinan juga tidak akan banyak bergerak," tegasnya.