Tren Rokok Elektrik Tak Pengaruhi Industri Rokok Linting

28 Mei 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vape. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manajemen PT Indonesian Tobacco Tbk menilai perkembangan rokok elektrik (vape) yang saat ini tengah digandrungi anak muda, tidak akan mempengaruhi bisnis rokok tradisional.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indonesian Tobacco, Djonny Saksono, menilai pertumbuhan industri vape di dalam negeri hanya tren sesaat (jangka pendek). Sedangkan untuk jangka panjang, vape belum bisa menggantikan bisnis industri rokok linting di dalam negeri.
"Saya kurang yakin kalau ini (vape) jangka panjang. Misalnya kita dibilang jangan makan nasi banyak-banyak, kalau enggak makan nasi enggak kenyang. Mencari pengganti rokok tidak semudah itu," katanya di Thamrin Nina, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
"Sekarang kandungan parfume vape belum banyak yang tahu bahayanya sampai di mana, karena itukan kimia. Untuk long term (bisnis) tidak berpengaruh," tambah dia.
Djonny mengatakan saat ini perseroan sedang fokus untuk melakukan penetrasi penjualan produk Manna, yakni produk andalan perusahaan secara nasional. Menurut dia, Manna ditargetkan bisa merambah masyarakat yang memiliki selera berbeda.
PT Indonesia Tobacco Tbk Gelar Public Expose di Thamrin Nine, Selasa (28/5). Foto: Abdul Latif/kumparan
"Jadi Perseroan akan memiliki berbagai varian yang dipasarkan untuk jangkau berbagai segmen pasar," kata dia.
ADVERTISEMENT
Adapun saat ini kapasitas produksi pabrik Indonesian Tobacco 2.500 ton per tahun dengan utilisasi 50 persen. Djonny bilang kapasitas produksi masih bisa meningkat hingga 3.000 ton per tahun dengan memaksimalkan pabrik di Malang.
Tahun lalu, eksportir tembakau linting tersebut membukukan pendapatan Rp 134,51 miliar dan laba tahun berjalan Rp 8,24 miliar, sehingga memiliki margin laba 6,12 persen.
Di tahun ini, perseroan optimistis penjualan akan tumbuh antara 20 persen hingga 25 persen, sedangkan, laba bersih diperkirakan tumbuh 25 persen-30 persen.