Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Tuntutan Buruh saat May Day: Tolak Upah Murah dan Hapus Outsourcing
30 April 2018 17:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
Menjelang perayaan hari buruh nasional pada 1 Mei 2018, beberapa kelompok buruh mengadakan aksi demo di beberapa wilayah di Jabodetabek. Seperti Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang menuntut untuk menolak upah murah dan menghapuskan kebijakan pekerja kontrak atau outsourcing.
ADVERTISEMENT
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Faisal Yusra menjelaskan, ada 3 hal yang akan mereka tuntut. Pertama para buruh meminta untuk menurunkan harga pangan dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Kedua mereka menuntut untuk menolak upah murah bagi para buruh, selanjutnya mereka meminta agar dicabutnya kebijakan pekerja outsourcing.
"Cabut PP 78 2015 - KHL (Kebutuhan Hidup Layak) 84 item, tolak TKA (Tenaga Kerja Asing) buruh kasar dari China, cabut Perpres nomor 20 tahun 2018 tentang TKA, hapus outsourching," ujarnya kepada kumparan (kumparan.com), Senin (30/4).

Faisal menambahkan, besok akan ada sekitar total 1 juta buruh di seluruh Indonesia yang akan turun lapangan. Sementara khusus untuk di Jabodetabek ada sekitar 150.000 buruh.
ADVERTISEMENT
"Untuk aksi di istana dari jam 10 pagi sampai jam 1 siang, nanti jam 1 siang peserta aksi KSBI bergerak ke Istora Senayan untuk deklarasi buruh," tambahnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Sarman Simanjorang berharap agar pelaku usaha mampu menjaga produktivitas buruh sebagai upaya untuk menjaga iklim investasi yang kondusif dengan menjaga ketertiban dan keamanan sehingga tingkat kepercayaan investor kepada Indonesia semakin kuat.
"Perkembangan teknologi dan penyesuaian gaya hidup masyarakat sebagai dampak perkembangan IT harus menjadi perhatian serius pekerja buruh Indonesia. Tren ke depan kemungkinannya akan banyak sektor kerja yang akan diambil alih oleh mesin dan mengurangi tenaga manusia," tulis Sarman melalui siaran pers, (30/4).